Freya terbangun dari tidurnya ia mengambil ponselnya untuk melihat jam, ternyata masih pagi.
Ia membangunkan megan agar bersiap siap berangkat ke sekolah,
"megan, bangun sayang" panggil freya pelan mengusap rambut megan
Freya terus membangunkan megan hingga akhirnya megan terbangun, megan beranjak dari tidurnya, lalu ia membangunkan sam yang tertidur nyenyak.
"ayaaahh, bangun" panggil megan terus menarik lengan sam
"ayah megan masih tidur, jangan di bangunkan" ucap freya
"tidak ibu, ayah harus mengantar megan ke sekolah" megan memaksa ayahnya untuk bangun
"megan ibu akan mengantar megan ke sekolah jadi biarkan ayah megan tidur" bujuk freya
"tidak ibu, megan harus melakukan apa yang biasa megan lakukan untuk membangunkan ayah" megan menuruni tempat tidur, ia mengambil gelas yang berisi sedikit air, lalu berjalan ke samping tempat tidur, ia mendekati sam dan menyiram wajah sam dengan air tersebut membuat sam terbatuk
"megan! Kenapa megan sangat kurang ngajar! Itu tidak baik" freya marah mengambil gelas di tangan megan
"tapi ibu.." megan baru saja akan menjelaskan
"megan seharusnya tidak melakukan itu, ayo cepat ibu akan memandikan megan" freya nenarik tangan megan
Sam yang tidak tau apa apa hanya diam melihat itu, sam tidak marah dengan tindakan megan, karena ia sendiri menyuruh megan untuk menyiramnya dengan air jika ia tak kunjung bangun, karena ia tau ia sangat sulit di bangunkan.
Freya dari tadi diam, ia memandikan megan dalam diam tak banyak bicara, megan merasa ibunya sedang marah pada dirinya
"ibu... Apa ibu marah pada megan?" tanya megan pelan, freya tak menjawabnya
"ibu.. Kenapa ibu marah pada megan?" tanya megan lagi, freya yang sedang menyabuni tubuh megan seketika berhenti
"ibu tidak suka jika megan bersikap seperti itu" jawab freya
"tapi ibu ayah sendiri yang menyuruh megan melakukan itu" megan tidak mau freya marah padanya, ia takut jika ibunya pergi lagi karena sikap nakalnya.
"benarkah?" tanya freya tidak percaya
"iya ibuu, ibu tanyakan saja pada ayah" ucap megan memastikan bahwa ia tidak bersalah
"iya nanti ibu tanyakan, tapi jika tidak, ibu akan marah pada megan" jawab freya mencolek hidung megan
"sekarang ibu tidak marah lagikan?" tanya megan melihat wajah freya lalu tersenyum senyum tidak jelas
"hemm, marah atau tidak ya?" ucap freya mempermainkan megan
"ibuuu, ibu plisss" megan memasang ekspresi imutnya membuat freya tertawa kecil
"tidak, ibu tidak marah lagi" ucap freya, yang selesai memandikan megan.
***
Freya memakaikan megan seragam sekolah nya, sam terlihat menahan senyumnya.
"ibuu, hari ini megan sangat senang" ucap megan
"kenapa megan sangat senang?" tanya sam
"karena ibu memandikan megan lalu memakaikan seragam megan" ucap megan
"selesai" ucap freya pada megan
"ayah dimana dasi ayah?" tanya megan
"untuk apa megan menanyakan dasi ayah?" tanya sam kembali
"tidak ada megan hanya tanya saja" ucap megan
"itu disitu" tunjuk sam pada dasi yang tergeletak di sofa
Megan berlarian mengambil dasi sam, lalu memberinya pada freya, freya bingung kenapa megan memberi dasinya sam.
"ibu tolong pakaikan ayah dasi" pinta megan
"kenapa ibu harus memakaikannya kan ayah megan bisa sendiri?" tanya freya
"ibu... Teman megan bilang setiap ayahnya akan pergi ke kantor, ibunya yang selalu memakaikan ayahnya dasi" ucap megan
Mendengar itu sam melongo ada apa dengan anaknya ini kenapa ia selalu bisa membuatnya dekat dengan freya.
"tapi megan" ucap sam dan freya barengan membuat mereka menghentikan kalimatnya lalu menoleh satu sama lain
"ibu harus memakaikan ayah" megan menarik tangan freya membuat freya berdiri lalu mendekati sam keadaan menjadi canggung sekarang
Freya mengalung kan dasi itu ke leher sam, ia tidak melihat ke wajah sam, ia sibuk berkutik dengan dasi tersebut.
"ibu ayah megan harus menyiapkan buku"
Ucap megan yang berlarian keluar dari kamar sam ia kesenangan melihat freya dan sam sedekat itu.
Mereka dua tidak berbicara, hening seketika freya yang masih sibuk dengan dasi sam.
"terima kasih" tiba tiba sam bersuara membuat freya melongo mendengar baru kali ini sam berterima kasih padanya
Freya mendongakkan kepalanya, menatap sam tidak percaya, wajah mereka begitu dekat
"untuk apa kau berterima kasih?" tanya freya
"untuk segalanya, kau membuat megan sebahagia itu" jawab sam
"aku tidak melakukan apapun" ucap freya
"terima kasih sudah kembali" sam lagi lagi berterima kasih
"tapi.." baru saja freya akan menolak terima kasih sam, karena ia tidak berbuat apa apa, sam malah menempelkan jari telunjuknya ke bibir freya "shutt" mereka saling bertatapan, sam menyingkirkan jarinya
Sam mendekatkan bibirnya ke bibir freya, ia meringkan wajahnya, membuat mata freya terpejam menerima ciuman yang di beri sam, mereka berdua menikmati ciuman itu.
Sam menekan tengkuk freya memperdalam ciuman itu, tiba tiba saja megan datang.
"ayah ibu.., ups" megan baru saja akan memasuki kamar sam seketika berhenti lalu membalikkan tubuhnya agar tak melihatnya,
"bukankah melakukan itu untuk orang yang saling menyukai" batin megan tersenyum geli
Freya dan juga sam terkejut karena megan tiba tiba saja datang, freya yang langsung melepasnya, ia cepat cepat membenarkan dasi sam,
"ekhem, megan masuklah" sam berdehem memanggil megan
Megan masuk kedalam, ia sudah siap berangkat ke sekolah,
"ayah ayo, nanti megan terlambat" megan
"iya ini ayah sudah selesai" ucap sam
"ibu juga harus ikut mengantar megan" ucap megan
"hemm, baiklah untuk anak kesayangan ibu, ibu harus menuruti permintaannya" ucap freya
"ayo megan kita turun kebawah sarapan, biarkan ibumu bersiap" ajak sam
***
Sam dan freya ikut turun mengantar megan ke depan kelas, dengan bangga nya megan menunjukkan pada teman temannya bahwa ibunya ada disini.
Freya melambaikan tangan pada megan, megan sangat bahagia memasuki kelasnya.
Didalam mobil.
"maaf karena tadi" ucap sam meminta maaf pada freya karena telah mencium freya.
"haha, kau sangat aneh" freya tertawa kecil karena sam bertingkah aneh bagi freya
"apakah aku aneh ketika aku meminta maaf?" tanya sam dalam mode serius
"tidak, maksud ku kau tidak biasa mengatakan maaf, telinga ku merasa aneh mendengarnya" ucap freya
"menetaplah" ucap sam
"hah, apa kau sakit?" tanya freya yang menempelkan punggung tangannya ke kening sam membuat sam kesal lalu ia menggenggam pergelangan tangan freya, apakah freya pikir ia sedang bercanda
"aku tidak mengerti sam, lepaskan tangan ku" ucap freya
"menetaplah bersama ku freya" ucap sam menatap wajah freya dengan serius
"kenapa kau sangat suka sekali bercanda?" tanya freya
"kenapa kau pikir aku bercanda!" ucap sam marah
"karena menetap itu tidak mudah sam, jika hanya sekedar menetap untuk apa? Aku tidak mau kita terus terusan bersama tampa ada hubungan yang jelas" tekan freya memuat sam menahan senyumnya, bukankah sudah jelas bahwa freya sangat ingin bersamanya namun freya ingin hubungan itu jelas, tetap dan terikat abadi contohnya adalah menikah.
Freya tampa sadar mengatakn itu, sam senang karena freya diam diam menerimanya.
"lepaskan aku" freya menarik tangannya lalu menghadap ke jendela, ia melihat keluar, ia terdiam.
"freya.." panggil sam
"hmm" jawab freya matanya yang terus saja fokus ke jalan
"jika aku mengatakan, aku mencintaimu, apa yang akan kau lakukan?" tanya sam membuat freya bingung
"aku? Tidak ada yang ku lakukan, karena aku tidak percaya" jawab freya tidak peduli
"aku mencintaimu, tapi aku akan menikahi orang lain" ucap sam membuat freya menoleh tidak percaya atas perkataan sam, ia menatap sam yang terus fokus ke jalanan, sam seolah olah tidak peduli atas perkataannya yang membuat hati freya sakit.
Freya menahan air matanya agar tidak keluar, freya memalingkan wajahnya, ia kira sam akan mengatakan hal yang membuat nya terbang tinggi ternyata salah malah membuat nya terjatuh terperosok terlalu dalam.
Seketika mereka hening tidak ada yang bicara, sam bersikap seperti biasa namun freya terus saja diam, sam mengantar freya.