"Ar," aku mengangkat wajahku dari tulisan-tulisan yang sedang aku baca dari Laptop didepanku, ternyata Bryan yang masuk dia kemudian menutup kembali ruang kerjaku setelah dia masuk kedalam.
"kamu sibuk," tanyanya, aku melihat wajah seperti sedikit kesal pada dirinya tapi aku membiar saja.
Aku menutup laptop ku dan berjalan menuju sofa.
"Tumben keruangku bee?" aku duduk dihadapnya dengan santai lalu menatap suamiku yang juga merupakan Bos besar perusahaan ini.
"Ada apa kok mukanya kaya orang yang kesel gitu," Nita menatap Bryan dengan tajam sudah lama suaminya tidak pernah memanggil namanya kalau lagi berdua kecuali dengan cliennya.
"Kenapa kamu tidak menandatangani laporan keuangan yang dikirim dari Surabaya padahal tertulis urgent?" Muka dingin membuatku heran kenapa dia begitu marah seharusnya dia tidak bersikap begitu padaku.
"Oooh jadi karena itu kamu datang keruanganku memanggik namaku dengan wajah kesal kemudian marah-marah?" aku menatapnya penuh selidik.