Chereads / I LOVE YOU, MBAK / Chapter 4 - Chapter 4

Chapter 4 - Chapter 4

Liana POV

Malu. Satu kata yang menggambarkan perasaanku saat ini. Di depan cermin kamar mandi ini aku bisa melihat pipiku yang merona. Aku menggelengkan kepala dan terkekeh. Gilakk, batinku.

Pukul 02.40 am

Aku menggendong Arjuna.

Mas Abi menggendong Adelia.

Amelia masih setengah sadar menggenggam tanganku dengan wajah ngantuknya

Sam membawa dua koper ku serta tas ranselku.

"Aku antar ya Li, kamu mau nginap di mana."

"Hotel dekat sini aja mas"

Aku menundukkan kepalaku menatap ujung sepatu kets ku. Detak jantungku berirama tak karuan. Senyumannya keren banget.

~~~

Sepi. Hotel lumayan sepi mengingat sekarang menjelang waktu subuh, hanya ada dua resepsionis, 4 satpam. Tidak ada orang yang berlalu lalang. Aku mengikuti Mas Abimanyu memasuki lift kemudian dia memencet tombol ke lantai 6.

"Kok gak mampir resepsionis Mas?"tanyaku berusaha memecah keheningan.

"Untuk apa mampir kalau aku pemilik hotel ini? Hm?"

"Ish mulai sombong yaa"

Mas Abi hanya tersenyum sekilas ke arahku. Meleleh Liana Mas, batinku.

Ting

Pintu lift terbuka. Sepanjang lorong ini hanya ada dua pintu di masing-masing sisi. Lah?.

"Ini ruangan yang biasa aku pake buat nginap, Li. Kamu bisa di sini aja soalnya luas." Mas Abi membukakan pintu yang bertuliskan -Airlangga Abimanyu- dan wowww dalamnya benar-benar menakjubkan.

Sam masuk, menaruh barang-barang di lantai samping single sofa.

"Di cek-cek aja bu ruangannya, kalo perlu apa-apa telfon aja pelayan disini. Gratis" ucapnya sambil mengerlingkan mata dan hampir tertawa.

Sam Sam, kamu itu tampan. Tapi masih tampanan Mas Abi. Dia itu sempurna menurutku.

"Aku tinggal ya, maaf gak bisa nemenin holiday. Entar kalo urusanku sudah beres, aku mampir kesini. Wa aja kalo mau jalan, ntar aku siapin supir." kata Mas Abi sembari mengelus rambutku yang panjang.

Aku hanya bisa mengangguk pelan sembari menahan senyum di wajahku.

Klek.

Aku bersandar di pintu setelah menutupnya. Ku pegangi dadaku merasakan degup nya yang sunggu tak beraturan. Bahkan suamiku pun tak pernah bersikap lembut padaku. Aku meringis mengingat betapa dinginnya dia betapa Bang Fajar tak menginginkanku. Padahal waktu pertama menikah, aku sangat mencintainya.

~~~

Abimanyu POV

"Cari tau segalanya tentang suami Liana ya, Sam"

Aku memasuki mobil mewah ku kemudian memegangi dadaku. Wah gila sih ini. Belum ada wanita yang bisa bikin aku seperti ini. Hanya Liana. Dan wanita itu pun tak menolak saat aku mengelus rambutnya. Ck. Aku sudah tidak sabar untuk mengulum bibir nya yang menggoda setiap kali dia bicara. Liana Liana.

Pukul 10.00 pagi

"Terakhir hanya meeting dengan pemegang saham, Pak. Jadi jadwal Anda hanya sampai jam sebelas nanti."

"Baik. Selesai meeting nanti dan besok pastikan jadwal saya free ya, Dit."

"Baik, Pak. Saya permisi."

Sepertinya Dewi Fortuna sedang berpihak kepadaku saat ini. Semoga semuanya mulus sesuai rencana. 

Pintu terbuka, menampilkan sosok Sam Wisesa yang tersenyum mengangguk ke arah sekretaris ku yang ingin keluar. Sumringah sekali senyumnya.

"Ini bos, berkasnya"

Aku mengulurkan tangan untuk mengambil beberapa lembaran kertas di tangan, Sam.

"Sempurna bos. Sempurna" ucapnya.

"Apanya sih?!" Aku mengerutkan kening melihat tingkah Sam yang benar-benar aneh? Senyumnya tak pudar, matanya berbinar. Ck. Apa sih Sam ini!?

'Fajar Jaya Maulana adalah anak dari Surya Maulana pengusaha kertas didaerahnya. Memiliki seorang istri yang bernama Liana Tri Rahayu. Mereka menikah saat Fajar Jaya Maulana berusia 23 tahun sedangkan Liana Tri Rahayu berusia 18 tahun. Mereka menikah melalui perjodohan dan bla bla bla bla serta menurut sumber terpercaya bahwa ketiga anaknya saat ini adalah anak dari panti asuhan.'

"Jadi? Apa yang membuatmu senyum-senyum, Sam?

Aku menutup beberapa kertas yang Sam berikan tadi. Apa yang membuatnya senyum-senyum aku penasaran.

"Jadi bos, itu berarti Bu Liana belum punya anak, Bu Liana menikah karena terpaksa kan Bos, sementara suaminya suka jajan sama pelacur. Makanya Bos, pepet terus bos. Pokoknya Gassss."

Sam menaik turunkan alisnya, mau tak mau senyumku merekah cerah. Wow fakta yang mengejutkan sekali.