Genna dan Alzam berjalan masuk lebih dalam sekolah SMA 2 Samudra, secara tiba tiba Alzam meraih tangan Genna untuk digenggam dengan sangat erat.
"Lepas Al." Pinta Genna
Alzam menggelengkan kepala, "udah lo diem aja Gen."
"Gue risih." Ujar Genna.
"Disini ada kaka gue, ntar kalo dia liat gue pegangan tangan ama cwo dia ngadu ke ayah gue." Jelas Genna
"Kata siapa gue cwo?" Ledek Alzam.
"Yaa emang lo cwo kan? Dari postur tubuh nya dan suara nya juga ketauan lo cwo." Balas Genna.
"Ga juga si, ada juga cwe yang fisik nya kaya laki laki." Sahut Alzam
"Tomboy maksud lo?" Tanya Genna.
"Hahahaha tomboy ngomong tomboy." Ucap Alzam.
"Maksud lo gue tomboy gitu?" Jawab Genna.
"Maybe" jawab Alzam sambil mengangkat bahu nya acuh
"Danta." Ujar Genna.
"Bentar deh, emang nya lo masuk jurusan apaan? Kalo misalkan kita beda jurusan emang nya bisa sekelas?" Tanya Genna lagi.
"Kalaupun beda gue bakal pindah jurusan, udah ga usah di pikirin, itu biar jadi urusan bokap gue." Jelas Alzam.
"Iya deh bos." Sahut Genna
Genna kembali bertanya, "terus ini kita mau kemana? Cuma muter muter ga jelas dari tadi."
"Mushola aja kuyy, kita sembahyang duha." Ajak Alzam.
"Kuyy lah, eh tapi disana ada mukena kan?"
"Pasti lah nama nya juga mushola gimana sehh." Jawab Alzam.
"Oke." Balas Genna.
Alzam terus menuntun Genna menuju mushola yang berada di samping kantin serta masih setia menggenggam tangan kanan Genna.
"Ternyata disini toh letak kantin nya." Ucap Genna.
"Langsung cus aja ke mushola Gen, jangan jajan dulu." Jelas Alzam.
"Kok lo selalu tau isi pikiran gue si?" Tanya Genna.
"Cuma nebak." Jawab Alzam.
"Kita gapapa nih bolos?" Tanya Genna.
"Iya." Jawab Alzam.
"Kalau kaka lo liat terus ngadu ke bonyok(bokap nyokap) lo, ntar biar gue yang ngomong." Lanjut Alzam.
"Okey."
"Udah sono ambil wudhu." Pinta Alzam.
Genna mengangguk dan berjalan menuju tempat wudhu khusus perempuan, begitupun dengan Alzam.
Selesai berwudhu Genna berjalan masuk ke dalem mushola dan memakai mukena.
Alzam tidak langsung memulai solat duha nya melainkan mengajak Genna untuk membaca asmaul husna beserta nada nya.
ya Allah, ya Rahman, ya Rahim, ya Malik, ya Quddus,
ya Salam, ya Mu'min, ya Muhaimin.
ya Aziz, ya Jabbar, ya Mutakabbir, ya Kholiq, ya Baari',
ya Mushowwiru, ya Ghoffar, ya Qohhaar.
ya Wahaab, ya Rozzaaq, ya Fattaah, ya 'Alim, ya Qabidh,
ya Baasith, ya Khafidh, ya Rafi', ya Mu'izzu, ya Mudzillu,
ya Samii', ya Bashiir, ya Hakam, ya 'Adl, ya Lathiif, ya Khabiir.
ya Haliim, ya 'Adzim, ya Ghafuur, ya Syakuur, ya 'Aliyu,
ya Kabiir, ya Hafidz, ya Muqiit.
ya Hasiib, ya Jaliil, ya Kariim, ya Raqiib, ya Mujiib,
ya Wasi', ya Hakiim, ya Waduud, ya Majiid,
ya Baa'its, ya Syahiid, ya Haqq.
ya Wakiil, ya Qawiy, ya Matiin, ya Walii.
ya Hamiid, ya Muhshi, ya Mubdi' , ya Mu'iid,
ya Muhyi, ya Mumiit, ya Hayyu, ya Qayyum.
ya Waajid, ya Maajid, ya Waahid, ya Ahad, Shamad,
ya Qaadir, ya Muqtadir, ya Muqaddim, ya Muakhir,
ya Awwal, ya Akhir, ya Dzaahir, ya Baathin, ya Waadii,
ya Muta'alii, ya Birr, ya Tawwaab, ya Muntaqim, ya Afuw,
ya Ra'uuf, ya Maalikal Mulk, ya Dzal Jalali wal Ikram.
ya Muqsith, ya Jaami', ya Ghani, ya Maani',
ya Dharr, ya Naafi', ya Nuur, ya Haadi, ya Badii',
ya Baqii, ya Warits, ya Rosyiid, ya Shabuur.
Genna beserta Alzam menutup Al quran sambil mencium bagian depan dan belakang Al qur'an lalu Alzam berdiri dari duduk nya, karena Genna mager Genna menyuruh Alzam untuk sekalian menaruh Al quran yang ia baca tadi.
Genna menutup Alquran dan mengulurkan kedua tangan nya yang setia mengenggam al quran ke Alzam.
"Sekalian Al." Pinta Genna.
"Lo bangun dulu, naro quran nya jangan sampe nyentuh tangan gue yak nanti batal wudhu nya." Seru Alzam.
"Okey." Genna menaruh Al quran yang tadi dia baca ke tangan Alzam secara hati hati agar tidak membatalkan wudhu Alzam.
Alzam berjalan menuju lemari yang bertempatkan khusus kitab kitab Allah swt. Setelah nya dia kembali ke Genna untuk melaksakan solat duha.
"Udah siap?" Tanya Alzam.
"Udah." Jawab Genna.
Solat 2 rakaat pun di mulai.....
**
Masing masing dari Genna dan Alzam membaca doa setelah solat duha secara kompak dan mereka berdua masih tetap pada posisi awal mereka. Genna menjadi makmum dan Alzam menjadi Imam
Allahumma innadhdhuha-a dhuha-uka, walbahaa-abahaa-uka, wal jamaala jamaaluka, wal quwwata quwaatuka, wal qudrota qudrotuka, wal 'ishmata ishmatuka.
Allahuma inkaana rizqii fissamma-I fa anzilhu, wa inkaana fil ardhi fa-akhrijhu, wa inkaana mu'siron fayassirhu, wainkaana harooman fa thohhirhu, wa inkaana ba'idan fa qoribatikahu, bihaqqiduhaa-ika wa bahaaika qudrotika, wa jama wa aatini maa ataita 'ibaadakash shoolihiin.
Alzam membalikkan badan dan menghadap ke arah Genna, Alzam terus melihat setiap pergerakan dari tangan Genna yang sedang melipat mukena.
Sejujur nya Genna salting diperhatikan seperti itu oleh cwo yang baru dia kenal tetapi diri nya masih bisa menyembunyikan rasa salting nya,"Kenapa ngeliatin aja daritadi?" Tanya Genna.
"Gapapa gue lagi mengkhayal aja, dan lagi memposisikan diri gue sebagai temen hidup lo selama lama nya." Ujar Alzam.
Mendengar perkataan seperti itu, Genna menghentikan aktifitas nya sebentar dan memberanikan diri untuk menatap Alzam yang kini masih tetap menatap diri nya.
"Ga usah halu lo." Balas Genna.
"Siapa tau omongan gue tadi jadi kenyaatan, tadi saat sujud gue berdoa kaya gini *ya allah jadikanlah Genna jodoh ku."
"Pantesan tadi sujud nya lama bet." Balas Genna.
"Hati lo terbuat dari apa sih Gen? Susah banget gue buat ngeliat muka lo saat blushing." Ucap Alzam.
"Yaa karena muka gue terlalu gemes kalo blushing." Balas Genna.
Alzam tidak menjawab perkataan Genna, dia melihat ke pintu masuk mushola yang terdapat seorang perempuan cantik yang mirip dengan Genna.
Alzam menepuk tangan Genna,
"Gen." Panggil Alzam.
"Naon?" Jawab Genna.
"Liat belakang coba, muka perempuan itu mirip ama lo. Apa jangan jangan kaka lo?"
Genna membalikkan badan nya dan benar saja itu Via kaka nya.
"Eh iya itu kaka gue Al, gimana dongg." Jawab Genna.
"Sans, kalo dia kesini biar gue yang bicara." Ujar Alzam.
"Yang penting lo jangan nengok ke belakang lagi, tengokan pertama lo tadi, kaka lo belum lihat lo." Lanjut Alzam.
"Okey." Jawab Genna.
Genna melanjutkan aktivitas melipat mukena yang sempat tertunda tadi.
**
Via berjalan masuk ke mushola berniat untuk melakukan ibadah solat duha atau hajat, tetapi saat masuk dia melihat tas adik nya dan melihat 2 orang, yang dia yakini bahwa salah satu dari 2 orang itu adik nya.
Dia senang karena adik nya mau melaksanakan solat sunnah yang hampir jarang dia lakukan, tetapi dia juga bingung kenapa dia bisa meninggalkan kegiatan MPLS.
Karena penasaran Via terus berjalan masuk kedalam mushola untuk mencari tau siapa 2 orang itu.
Via berjalan semakin dekat ke arah Genna dan Alzam.
Sebelum memanggil, Via berpura pura mengambil al quran di lemari yang ada di samping tempat imam. Via mengambil Al-qur'an dan menengok kebelakang yang terdapat Genna dan Alzam.
"Kan bener dugaan gue, itu Genna." Batin Via.
Via terus berjalan menghampiri Genna dan Alzam.
"Kaka tau kamu disini solat, tapi kenapa sama cwo? Dan kaka liat tadi tangan mu di genggam sama cwo, kalo kaka bilang ke ayah seru nih. Kamu emang ga ikut kegiatan MPLS?" Ungkap Via.
Genna hanya menundukak kepala nya dan membiarkan kaka nya bicara.
"Biar saya yang jelasin kak." Cela Alzam.
"Yaudah atuh." Balas Via.
"Awal nya saya dan Genna bertemu di lapangan, tujuan kita sama jadi nya saya berniat mengajak Genna untuk pergi ke dalem sama sama tetapi selalu tertunda oleh berantem nya kita, karena ga sadar kalau udah bel yaudah daripada dipaksain masuk dan akhirnya dimarahin akhirnya saya ngajak Genna kesini untuk solat sunnah." Jelas Alzam.
"Disini saya yang salah kak, jadi kalau kaka mau marah, marah nya sama saya aja, jangan sama Genna." Lanjut Alzam.
"Terus apa maksud nya kamu gandeng tangan Genna?" Tanya Via.
"Biar dia ga kabur." Ledek Alzam.
Via tertawa kecil sedangkan Genna masih menundukan kepala nya. "Yaudah, tapi kalian ga ikut MPLS?" tanya Via.
Alzam menggeleng.
"Genna?" Tanya Via
Genna menggeleng,
"Ga usah takut, kan udah ada penjelasan dan kaka ga akan ngadu ke ayah, jadi angkatlah kepala mu. Kamu kan princes nya ayah, kalo ayah tau kamu nundukin kepala nanti mahkota mu jatoh gimana?" Lanjut Via.
Genna mendongak dan tersenyum lalu menjawab, "iya kak, Genna ga ikut MPLS. Maaf ya." Jelas Genna.
"Tapi nanti kamu bilang ke panitia MPLS ya, biar kamu ga di alfain." Ungkap Via.
"Oke kak." Jawab Genna.
"Yaudah kaka solat dulu ya." Pamit Via.
Genna mengangguk.
• " 09.07 "
Genna dan Alzam berjalan menuju keluar Masjid dan meninggalkan Via yang masih melaksanakan solat duha.
"Tuh kan Al, bener dugaan gue kita bakal keciduk." Ucap Genna.
"Yaudah sii, yang penting gue udah jelasin ini." Jawab Alzam.
"Sekarang ayo kita cari panitia MPLS." Ujar Genna.
"Ayo." Jawab Alzam.
Mereka berdua memakai sepatu masing masing, dan berjalan menuju ruang aula yang terdapat kegiatan MPLS untuk peserta didik baru.
Untuk menuju aula, Genna dan Alzam melewati mading dan ruang guru. Alzam nyadar akan ada informasi di mading tersebut.
"Wait Gen, ada info nih." Jelas Alzam.
"Eh iya." Balas Genna.