Di dalam kamar, shafa kembali meneteskan air mata nya, ia merasa bersalah karena telah berbohong terhadap kedua orang tua nya. Ia menatap sekeliling kamar nya yang telah ia tempati bertahun-tahun menjadi saksi kisah perjalanan hidup nya yang penuh dengan suka dan duka. ia buru-buru mengusap air mata nya ketika suara ketukan pintu di berserta suara lembut ibunda nya memanggil nya.
"Ya mah, masuk"
Pintu kamar pun terbuka ibu nya masuk membawa teh hangat untuk nya.
"Minumlah nak" ucap sang bunda seraya menyodorkan minuman untuk putri nya tersebut.
"Besok Shafa sudah mulai bekerja mah, mungkin seminggu sekali baru bisa mengunjungi mamah ke sini" ucap shafa dengan raut muka sedih.
"Nggak papa nak, yang penting kamu bahagia. mama juga awal² nikah dulu sangat sedih meninggalkan almarhum nenek dan kakek mu, lama² terbiasa, yang penting hidup mu selalu senang"
"Ya mah" jawab shafa,
"Andaikan aku menikah nya seperti orang-orang yang saling mencintai, pasti aq bahagia tidak seperti sekarang" batin Shafa.
Sesaat shafa melamun mengingat perlakuan buruk suami nya, sebelum akhir nya suara lembut sang bunda membuyarkan lamunan nya.
"Jadilah istri yang baik buat suami mu, dan jadilah ibu yang baik untuk anak² mu. " Ucap sang bunda.
"Oke mah, siaap" jawab shafa seraya mengacungkan dua jari ke atas. Membuat ibu nya tersenyum.
"Mamah keluar dulu ya, kamu makan lah sebelum pergi" Ucap ibunda nya.
Sore itu shafa memang sudah sangat lapar, terlebih kini ia sebagai anak kost, yang jauh dari masakan rumahan dan pasti akan ia rindukan.
Shafa turun ke lantai bawah dengan membawa koper ber isi baju dan peralatan kerja nya, ia menapaki tangga satu demi satu di rumah nya, ayah nya yang melihat shafa kerepotan pun akhir nya membantu nya membawa kan koper shafa menuju lantai bawah.
Dengan lahap Shafa menikmati masakan ibu nya yang tersedia di meja makan, sesekali ibu nya menatap cara makan shafa yang berbeda dari biasa nya,
"Apa Devan tidak memberi mu makan sehingga kamu lahap begini." Tanya sang ibu
"Aku hanya rindu masakan mamah, setelah ini kan mungkin Shafa hanya bisa seminggu sekali berkunjung kemari, jadi mumpung di sini.. hehe" kata Shafa
Ibunda nya hanya geleng-geleng melihat ulah putri nya yang kini telah menjadi suami orang.
Selesai makan, Shafa buru² pulang ke kamar kost nya dengan menggunakan taxi online, ia menolak ketika ayah nya bermaksud mengantarkan nya, ia beralasan jika sudah terlanjur memesan taxi.
Tanpa shafa sadari seseorang mengikuti nya dari belakang hingga sampai di depan rumah kos nya.
Ia adalah orang suruhan suami nya, yang di tugaskan untuk mengikuti nya.
****
Malam hari nya saat Shafa mulai terlelap seseorang mengetuk pintu kamar kost nya, shafa lalu membuka kamar nya tanpa mengintip siapa yang datang, devan datang dengan menggunakan jaket hitam dan celana jeans dengan wajah tertutup masker menatap nya dengan tajam ke arah nya seraya berusaha untuk masuk ke dalam kamar kos tersebut.
Begitu melihat suami nya yang datang shafa langsung berusaha menutup pintu nya kembali, Namun tenaga devan jauh lebih kuat hingga pintu itu terbuka dan devan dengan cepat masuk ke kamar tersrbut.
"Keluar !!!" Teriak shafa,
"Aku bilang keluar!!!"
Teriakan Shafa membuat ibu kost yang ada di sekitar kamar pun datang menghamipri nya.
"Ada apa ini? Tanya si pemilik kos, dia istriku saya mau menyuruh nya pulang tapi dia menolak"
Shafa terdiam tidak menjawab perkataan suami nya, hanya ibu kost yang terus menatap tajam ke arah Devan
.
"Saya ada bukti jika dia istri saya" ucap devan seraya memperlihatkan buku nikah di tangan nya.
Shafa yang tidak menyangka suami nya telah membawa buku nikah pun hanya tetap terdiam.
Devan akhir nya tersenyum penuh kemenangan dalam hati nya stelah ibu kost tersebut berlalu
"Kalian selesaikan masalah kalian dengan baik² ini sudah malam jangan membuat kegaduhan" ucap ibu kost seraya berlalu meninggalkan devan dan Shafa
.
"Kamu pergilah, aku tidak akan pernah mengganggu mu. Aku sudah mengajukan gugatan pembatalan pernikahan, Dengan begitu kamu bisa bebas, sekarang pergi lah aku ingin istirahat" ucap Shafa sedikit mellembut.
Devan terdiam beberapa saat mendengar kata-kata istri nya.
"Kamu kira aku akan mengabulkan nya begitu saja?
"Apa mau mu sekarang?" tanya shafa
"Kita lakukan sesuai kesepakatan kita saja" jawab Devan
"Baik, sekarang aku mohon pergilah,aku ingin istirahat" ucap Shafa,
"Tidak aku akan tidur di sini jika kamu tidak mau ikut dengan ku"jawab Devan, seraya masuk ke kamar dan duduk di atas kasur,
"Kalau begitu biarlah aku yang pergi, kamu tinggal lah di sini,ucap Shafa seraya akan berlalu keluar dari kamar nya. Namun tangan devan lebih dulu menarik nya kedalam pelukan nya dan mengunci pintu kamar shafa.
"Shafa menendang devan dengan keras membuat ia meringis kesakitan, saat Devan sedang merasakan sakit dan sedikit lengah menahan sakit, shafa mendorong tubuh suami nya keluar kamar lalu buru² mengunci kamar nya.
Shafa takut kejadian malam itu terulang lagi, shafa lalu kembali berbaring di ranjang nya setelah minum obat penurun panas, shafa sudah tidak peduli lagi pada Devan yang terus menggedor pintu kamar nya. Ia memilih menutup telinga nya dengan suara musik dari headset.
Dingin angin malam itu terasa menusuk tulang, shafa bahkan menggigil kedinginan. Mungkin karena ia masih merasa kurang vit malam itu
Ia melihat jam di dinding menunjukan pukul 10 malam, jam malam di perlakukan, saat jam 10 otomatis pintu akan tertutup dan kemungkinan Devan tidak bisa lagi keluar, Shafa akhir nya mengintip dari jendela kamar nya dan mendapati suami nya tersebut tidak lagi berada di sana.
****
Devan berada di dalam mobil yang berada di depan rumah kos shafa, ia begitu emosi mendapat perlakuan buruk dari istri nya.
Meskipun sakit nya tidak seberapa namun apa yang di lakukan Shafa pada nya membuat ia benar² merasa emosi dan terhina
"Ini sangat keterlaluan, lihat saja aku akan membuat mu memohon² padaku" batin Devan.
Devan melajukan mobil nya membelah jalanan ibu kota, sepanjang jalan devan terus mengumpat dengan kata² kasar, baru kali ini ia mendapat perlakuan buruk dari perempuan,
"jika saja bukan karena ayah nya dan menjaga reputasi keluarga, aku sudah membuang secepat nya gadis itu" batin Devan
"Terlebih media selalu memburu ku untuk mendapat berita dari ku semenjak pernah menikah dan bercerai dengan artis sialan itu hidup ku tidak sebebas dulu" batin Devan penuh penyesalan
Devan teringat lagi saat diri nya harus masuk penjara selama beberapa hari atas tuduhan KDRT yang berimbas pada harga saham di perusahaan nya mengalami terjun bebas dan banyak pihak yang juga memutuskan secara sepihat kontrak kerja sama nya dengan perusahaan nya, hingga butuh waktu lama untuk kembali bangkit seperti sekarang.
Devan kembali memukul setir mobil nya dan mengumpat penuh emosi
"Dasar wanita sialan" umpat devan dalam hati.
Bagi devan hanya mendiang istri pertama nya yang paling sempurna (perfect wife) tidak tergantikan hingga sekarang.
to be continue