Shafa saat itu terdiam seribu bahasa mendengar perdebatan sengit antara sang suami dengan perempuan cantik di depannya. Hanya air mata yang terus menetes di pipi nya.
Kebahagiaan yang baru saja diraihnya seakan hilang begitu saja entah kemana yang berganti perasaan sakit hati yang sangat luar biasa kini ia mulai menyesali pernikahannya menyesali pertemuan menyesali semuanya.
Kenapa aku begitu bodoh ya Tuhan pikirnya.
Tak lama berselang seorang anak laki-laki tak datang ke ruangan itu, ia adalah Aslan putra semata wayang nya, melihat hal itu shafa pun menyuruh Mbak Siti untuk mengajak Aslan keluar dari ruangan itu. Namun Aslan menolak ajakan Siti untuk keluar dari sana, Tatapan Aslan kemudian tertuju ke arah Shafa yang sedang menangis. mata Mama tirinya itu terlihat sembab meskipun Safa telah menghapus dan dan menahan agar air matanya tidak kembali menetes di depan putranya