Pria paruh baya itu terus menerus melampiaskan amarahnya kepada Yura sebab ia tidak tahu harus kepada siapa ia melampiaskan segala kesalahannya. Sementara Yura sendiri sebenarnya sudah tidak tahan jika harus terus-menerus disalahkan oleh Yuda, namun ia masih terus berusaha untuk tetap bertahan di sisi Yuda sebab ia mengharapkan harta dan kekayaan dari pria yang saat ini sudah menyandang status duda itu.
"Sampai kapan kamu mau marah-marah seperti ini sama aku?! Memangnya ini kesalahan aku kalau anakmu itu tidak mau ikut sama kamu walaupun hanya satu hari?" kesal Yura yang benar-benar sudah muak mendengar segala ocehan dari kekasihnya itu.
"Memangnya Jika kamu mempunyai seorang anak dan anakmu sama sekali tidak mau menganggap kamu sebagai orang tua, Apa kamu juga akan diam dan sesantai ini?" sahut Yuda sedikit menaikkan nada bicaranya karena ia juga sangat kesal kepada Yura yang sama sekali tidak mau mengerti bagaimana perasaannya saat ini.