*Aku mencintaimu ibarat tangan yang menyentuh tumbuhan putri malu. Kamu menunduk dan tak melawan, namun bisa melukai meski dengan duri kecil.*
Vania sebisa mungkin untuk menerima kenyataan yang menimpa dirinya. Ia berusaha untuk tetap tegar melihat orang yang dia cintai kembali menjalin hubungan dengan mantan pacarnya dulu. Ia memutuskan untuk tidak memperpanjang kerumitan hatinya. Ia juga bertekad untuk bersikap seperti biasanya lagi pada Raka.
Vania duduk di bangku taman sendirian sambil menangis. Lalu tidak lama kemudian Justin menghampiri Gadis itu dan langsung duduk di sampingnya tanpa menyapanya lebih dahulu.
"Nangis aja terus sampe kering tuh air mata!" ketus Justin tanpa memikirkan perasaan Vania.
"Kamu tuh kenapa jahat banget sih jadi orang. Ada temennya lagi sedih, bukannya di hibur malah di suruh nangis terus," sahut Vania menggerutu.
"Emangnya lo kalau gue suruh diem bakalan nurut?" tanya Justin sambil menaikkan sebelah alisnya.