"Arin?!" pekik Raka dan langsung menghampiri gadis yang sekarang sudah tergeletak di lantai.
Sementara yang lain langsung bergerombol untuk melihat keadaan Arin. Semuanya panik dan cemas. Terutama Raka yang langsung mengangkat tubuh Arin dan membawanya ke UKS untuk mendapatkan penanganan.
Sedangkan Vania mematung melihat itu, padahal bisa saja orang lain yang membantu Arin. Tapi, kenapa harus dirinya yang paling perduli dan panik. Apa... Raka masih memiliki perasaan pada mantan kekasihnya itu? Tidak mungkin bukan?
Tolong jangan sampai Vania salah paham hanya karena hal ini. Beri pengertian kepada Vania supaya tidak berpikiran yang tidak-tidak pada Raka.
"Raka..." lirih Vania sambil menatap Raka yang sudah berlari menuju UKS.
"Van, nggak apa-apa kan? Dia cuma nolongin kok," ucap Dara sembari menepuk pundak Vania.
"Tapi, Ra. Kan ada anak-anak yang lain, dan di sini juga pasti ada anak PMR. Kenapa harus dia yang maju dan khawatir paling pertama?" sahut Vania dengan lesu.