Sebuah kamar dengan nuansa pink, dengan beberapa lampu kelap-kelip juga banyak boneka ada seorang gadis yang sedang duduk manis di meja belajarnya. Namun bukan buku yang ia simak, melainkan ponsel yang sedari tadi ia pegang dan ia geser-geser kan layarnya.
Gadis itu adalah Vania, ia sedang khawatir dengan keadaan Raka saat ini. Semenjak ia pulang dan meninggalkannya begitu saja di sekolah membuat Vania menjadi kepikiran dengan pacarnya itu. Hatinya benar-benar bisa merasakan bahwa Raka tidak sedang baik-baik saja.
"Atau aku telfon dia aja ya?" gumam Vania yang memandangi ponselnya.
Benda pipih itu sudah menampilkan nomor Raka yang sudah siap untuk di telepon oleh Vania. Namun sepertinya Vania tidak memiliki cukup keberanian untuk menghubungi Raka.
"Tapi, kalau aku telpon dia... Dia marah atau enggak ya?" monolog Vania sembari menggigiti kuku nya sendiri.