Setelah Rayvin pulang, Surya langsung menarik pergelangan tangan Vania untuk masuk ke dalam.
"Kamu lain kali kalau keluar bilang sama papa. Kamu tau kalau kamu udah bikin khawatir papa?" ucap Surya meninggikan nada bicaranya.
"Pa.." lirih Vania. Gadis cantik itu sudah hampir menangis karena di bentak oleh papanya. Untuk pertama kalinya.
"Jangan nangis, papa tanya sama kamu. Apa kamu tau kalau papa khawatir sama kamu?" tanya Surya lagi mengulang ucapannya.
"Maaf, pa. Vania nggak bermaksud buat papa khawatir, Vania nggak tau kalau papa bakalan marah sama Vania. Vania minta maaf," ucap Vania bersalah.
Mendengar itu, Surya langsung menghela nafas dan mengurut pangkal hidungnya karena pusing.
"Papa nggak marah sama kamu, tapi harus berapa kali papa bilang sama kamu? Kamu harus pamit sama papa kalau mau pergi. Apa kamu masih belum paham?" tanya Surya.
"T-tapikan, pa. Vania juga udah bilang sama Pak Toni," elak Vania.
"Yang papa kamu itu siapa?"
"Y-ya papa.." lirih Vania.