Sampailah mereka berdua di depan rumah Vania.
"Istirahat ya, jangan mikirin yang aneh-aneh," tutur Raka sambil tersenyum tipis.
"Hm," sahut Vania singkat.
Wajah Vania tertekuk karena malas menanggapi Raka. Sebenarnya ada rasa kesal di benak gadis itu ketika Raka tidak mau berjanji untuk selalu ada di sampingnya. Namun ia tidak mau memperpanjang permasalahan itu dan ia takut semuanya akan berakhir dengan pertengkaran di antara keduanya.
Lebih baik salah satunya mengalahi ego masing-masing agar tidak terjadi kesalahpahaman di antara keduanya. Vania juga yakin kalau Raka pasti memiliki alasannya sendiri kenapa ia tidak mau berjanji pada dirinya. Dan Vania harus memaklumi itu.
"Besok mau aku jemput?" tawa Raka dengan senyuman manis yang terukir di kedua sudut bibir nya.
Vania menggelengkan kepalanya pelan, "nggak usah, nanti papa tanya-tanya tentang kamu lagi," sahutnya.
