"A-aku juga sayang sama kamu!"
Raka benar-benar mengungkapkan perasaannya pada Vania. Remaja tampan itu sudah tidak bisa menahannya lebih lama lagi, ia tidak sanggup jika harus melihat Vania semakin dekat dengan cowok lain yang mana itu membuat dadanya serasa sesak mendadak.
Meski Vania menolaknya, setidaknya ia sudah cukup lega karena bisa mengungkapkan perasaannya pada orang yang berarti baginya. Jika akhirnya mereka harus saling berjauhan karena perasaan itu, maka Raka siap menerima segala konsekwensinya.
Vania masih diam sembari mengerjapkan matanya cepat. Gadis itu masih loading, karena pikirannya mendadak terhenti. Sebenarnya yang duduk di samping nya itu Raka yang asli atau bukan? Kenapa tiba-tiba Raka mengungkapkan perasaannya? Begitu pikir Vania saat ini.
"Ka, kamu serius ngomong kayak gini ke aku? Nggak lagi bercanda kan? Atau kamu cuma mau latihan buat nembak cewek lain?" tukas Vania bertubi-tubi.
