Cantika pun pulang dalam keadaan hancur karena harus menghadapi kenyataan yang begitu menyakitkan menurutnya. Hatinya hancur sangat hancur sehancur-hancurnya.
Begitu sampai rumah terlihat Rana yang sedang duduk di ruang tamu sedang menikmati kopi.
Cantika pun duduk dihadapan ayahnya dengan pipi merah dan mata yang sembab entah berapa lama wanita ini menangis. Pria paruh baya ini pun hanya menghela napas panjang.
Tadi Leonar sudah menelponnya dan mengatakan semuanya tentang apa yang terjadi sambil menangis sekarang putrinya yang datang sambil menangis.
"Ayah, ada yang belum ayah katakan padaku?" tanyanya sambil senggukan masih menangis.
"Apa yang ingin kamu tau, semuanya sudah dijelaskan oleh Leonar," jawab Rana mencoba tenang.
"Kenapa orang pertama yang ayah beritahu itu Leonar bukan aku?" tanyanya.