Secara perlahan keadaan Cantika pun membaik. Leonar masih setia menemani istrinya di sini. Secara lembut laki-laki itu pun membelai rambutnya berusaha untuk tetap kuat karena kekecewaan yang begitu dalam di dalam hatinya.
Dua kali kehilangan janin dalam kandungan bukan hal yang mudah yang dirasakan oleh Leonar dan Cantika. Yang paling terpukul di sini Cantika karena ia merasa gagal menjadi seorang ibu. Ia tak mau membuat Cantika sedih karena itu ia berusaha tetap kuat.
Secara perlahan Cantika pun membuka matanya. Leonar pun tersenyum padanya.
"Kamu masih di sini?" tanyanya.
"Iya, aku akan tetap di sini menjagamu," jawab Leonar.
"Tapi, aku seorang wanita yang gagal." Cantika meneteskan air matanya.
"Tidak sayang, kita hanya belum diberikan waktu saja dan harus banyak bersabar."
Cantika menangis lagi. "Kalau kamu merasa aku tak sempurna kamu bisa tinggal aku sekarang."
Leonar mengerutkan keningnya. "Aku tak suka kamu mengatakan ini!"
"Tapi, aku tak bisa hamil ...."