Keesokan harinya Cantika dan Leonar sudah keluar dari Hotel tempat keduanya menghabiskan waktu semalam bersamanya. Leonar pun mengantarkan Cantika pulang karena sekarang ia harus berangkat ke kantornya.
Sampai rumah Rana sudah tak ada di rumahnya. Itu membuatnya sangat lega. Namun, baru saja Cantika melangkah seseorang sudah berada di depannya. Seketika Cantika terkejut.
"Valdi," panggilnya seketika Cantika mundur.
"Kenapa terkejut?" balik tanyanya mendekati Cantika yang terus saja mundur.
"Kamu tak bisa membuangku seperti ini!" serunya sambil memegang dagu Cantika.
Wanita itu berusaha melepaskan diri namun, pegangan Valdi begitu kuat sampai membuat Cantika tak bisa berbuat apa-apa. Valdi tersenyum melihat Cantika kesakitan.
"Lepas," pinta Cantika.
"Tidak akan sebelum kamu memberikan uang padaku!
Cantika tak tau kenapa Valdi bisa berada di sini karena setahunya Valdi ada di penjara? Cantika tak tau ke mana para Maid di rumahnya karena kali ini Cantika benar-benar terpojok. Jika seperti ini Cantika bisa benar-benar tewas di tangan Valdi.
"Aku tak akan pernah memberimu uang sepeser pun," timpal Cantika.
Valdi benar-benar murka sampai hendak memukul wajah Cantika namun, seseorang narik kerah bajunya dan membantingnya ke lantai.
Brukk.
Seketika Cantika terkejut saat melihat Leonar sudah ada di depannya. Valdi langsung beranjak bangun dan mengepalkan tangannya yang ia arahkan pada wajah Leonar yang seketika menahannya. Perkelahian pun tak bisa dihindari lagi keduanya mulai saling memukul satu sama lain.
Tak ada yang mau mengalah antara Valdi dan Leonar bahkan keduanya tak mau mengalah sama sekali. Keduanya tak dapat direrai sama sekali bahkan sampai berdarah-darah bonyok di kedua pipi Valdi dan juga Leonar.
"Stop,..." teriak Cantika mencoba melerai keduanya akan tetapi, Cantika malah kena pukul Valdi saat berada di tengah-tengah Valdi dan Leonar. Sampai membuat Cantika pun ambruk ke lantai.
Murka melihat Cantika terkena pukul. Leonar pun menghajar Valdi membabi buta.
"Pergi, Kau dari sini?" bentak Leonar.
"Aku akan membalas Kalian berdua!" serunya meninggal rumah Cantika.
Dari arah belakang terdengar suara gedoran pintu dari arah belakang dengan permintaan tolong.
"Tolong...."
Cantika dibantu Leonar berdiri keduanya saling melihat dan segera berjalan cepat ke arah belakangnya. Wanita itu mengerutkan keningnya saat melihat pintu gudang terkunci dari luar. Cantika pun membukanya kunci pintu gudang dan terkejut saat melihat beberapa Maid terkunci di dalam gudang.
Mereka semuanya merasa bersyukur karena majikannya menyelamatkannya. "Nona terima kasih sudah menyelamatkan Kami," ucap salah satu Maid.
"Kenapa Kalian bisa berada di dalam gudang?" tanya Cantika mengerutkan keningnya.
"Tadi Tuan Valdi memaksa Kita masuk ke dalam Nona," jawab salah satu Maid sambil menundukkan kepalanya.
Cantika mengepalkan tangannya benar-benar marah. Laki-laki itu sudah sangat keterlaluan. Leonar memperhatikan kemarahan dari Cantika dan membuatnya memikirkan sesuatu.
Cantika pun sadar kalau ada Leonar di rumahnya. Beberapa Maid pun kembali ke tempatnya. Cantika melihat wajah Leonar yang bengkak dan memar seketika ia pun khawatir. Wanita itu pun menarik tangan Leonar dan memintanya duduk di ruang tamu.
Leonar memperhatikan Cantika yang meninggalkannya dan setelah itu kembali sambil membawa kotak P3K dan duduk di hadapannya. Secara perlahan Cantika pun mengobati luka-luka di wajah Leonar.
Perlahan Leonar mengerutkan keningnya merasa perih di bagian luka yang berdarah membuat Cantika pun berhenti. Namun, Leonar memegang tangannya.
"Terima kasih," ucapnya.
"Kenapa Kamu berterima kasih. Harusnya Aku yang yang minta maaf karena Aku, Kamu mengalami hal seperti ini," ungkapnya merasa bersalah sambil kembali mengobati luka-luka yang berada di wajah Leonar.
"Ini cuman luka kecil yang penting Kamu selamat tapi, tadi Kamu malah kena pukul!" hardiknya merasa bersalah dan mengusap pipi Cantika yang terlihat bengkak di bagian pipi kanannya.
Wajah Cantika mengerut karena Leonar memegang pipinya yang luka.
"Aku janji akan melindungi mu! Aku akan menyewa beberapa bodyguard untuk menjagamu saat Aku tak ada. Untung tadi ada Aku kalau tidak Aku tak tau apa yang terjadi padamu. Laki-laki seperti Valdi tak boleh diberikan ampun," gerutu Leonar sangat marah sekali.
Leonar memang seorang yang brengsek namun, selama hidupnya ia tak pernah memukul wanita sama sekali, sekali pun wanita itu begitu menyebalkan untuknya.
Setelah mengobati Leonar, Laki-laki itu pun menyadarkan kepala Cantika di pundaknya. Entah kenapa Leonar merasa sangat tenang sekali saat bersama Cantika. Tak peduli status Cantika yang seorang janda. Leonar tak memperdulikan itu.
Tak hanya Leonar saja yang merasa sangat tenang. Cantika pun sama. Andai saja Valdi memiliki sifat yang begitu hangat seperti Leonar mungkin ia tak akan mencari laki-laki lain untuk hatinya yang sudah lelah atas apa yang dilakukan mantan suaminya padanya.
****
Valdi merasa sangat jengkel sekali karena ia tak mendapatkan uang sama sekali. Ia tak bisa berkeliaran dengan bebas karena statusnya buronan sekarang. Semuanya karena Cantika. Laki-laki itu tak tau kalau Cantika akan melakukan ini.
Valdi belum sempat memindahkan seluruh kekayaan yang dimiliki Cantika. Sekarang ia tak mempunyai uang sama sekali. Ia pun berpikir untuk menemui kekasihnya akan tetapi, ia bingung naik kendaraan apa untuk sampai sana. Jarak dari rumah Cantika ke rumah kekasihnya lumayan jauh.
Dengan terpaksa Valdi pun berjalan kaki untuk sampai ke sana sembari menahan perutnya yang lapar. Sudah dua hari Valdi belum makan. Ia benar-benar lapar sekali. Terlihat beberapa makanan berserakan di dekat tempat sampah di jalan yang ia lewati.
Valdi begitu lapar sampai membuatnya makan makanan sisa-sisa orang ia harus bertahan sampai ke rumah kekasihnya. Karena sekarang ia tak tau harus ke mana? Setelah perutnya terisi penuh Valdi pun kembali berjalan.
Laki-laki itu terus saja menyalahkan Cantika. Valdi berjanji akan membalas Cantika dan Leonar. Keduanya akan ia balas dengan balasan yang tak pernah keduanya bayangkan. Langkah semakin berat dengan terus saja mengepalkan tangannya.
Valdi sangat murka sekali bahkan sampai mengutuk Cantika dan akan menghancurkan hidupnya sampai Cantika meminta ampun padanya.
Setelah menempuh perjalanan hampir tiga jam lebih. Valdi pun sampai di apartemen kekasihnya. Karena penampilannya yang compang-camping beberapa penjaga pun melarangnya masuk ke dalam bahkan mengusir Valdi untuk menjauh dari area apartemen mewah.
Valdi masih memaksa untuk masuk namun, beberapa penjaga terus saja mengusirnya sampai membuat laki-laki terus saja terjatuh ke tanah. Valdi masih berusaha keras untuk masuk akan tetapi, para penjaga pun tak memberinya izin.
Bahkan beberapa penjaga sampai berbuat kasar pada Valdi karena laki-laki itu terus saja memaksa masuk. Penjaga itu pun sangat marah dengan kelakukan Valdi yang beberapa kali terjatuh ke tanah. Valdi masih tak menyerah dan memaksa masuk.
Bersambung