Chereads / Kembali ke Masa Lalu / Chapter 2 - Bagian 2

Chapter 2 - Bagian 2

Saudagar Kaya mencubit dirinya, dan merasa sakit. Kemudian, dirinya menggigit bibirnya dengan kuat. Sakitnya benar-benar nyata! Melelehlah darah segar dari sela bibir bersamaan dengan air mata di pipi mudanya.

Saudagar Kaya sadar jika dirinya kembali ke saat itu. Saat di mana dirinya terakhir kali melihat Dia. Ya, seseorang yang begitu ia kasihi hingga akhir hayat! Namun, dirinya belum benar-benar berhasil. Penyesalan di dalam hati belum hilang! Dirinya menyeka darah beserta air mata dengan tangan. Ia sadar, waktu yang ia minta masih berjalan. Saatnya untuk menyelesaikan segalanya!

***********

Saudagar Kaya berjalan cepat menuju gerbang sekolah. Saat berada di jalan, ia kembali teringat akan penyesalannya. Ia gagal mengungkapkan perasaanya sekaligus nyawa wanita yang ia kasihi.

Wanita tersebut ialah teman masa kecil Saudagar Kaya. Wanita itu menyebut Saudagar Kaya dengan sebutan Abang, sedangkan dirinya menyebut wanita yang ia sayang dengan sebutan Adik.

Di masa sekolah, Saudagar Kaya memendam perasaan kepada si Adik. Dirinya takut akan mengungkapkan perasaannya. Dirinya takut di tolak. Dirinya takut akan hubungan yang ia jalin semasa kecil hancur akibat keegoisan hati.

Dan saat ini sekaligus saat Saudagar Kaya kembali, yaitu saat kelulusan sekolah. Dirinya yang labil tidak bisa memendam perasaannya. Ia hendak mengungkap rasa cintanya kepada Adik di depan gerbang sekolah.

Namun, dirinya terlambat. Saudagar Kaya melihat kenyataan pahit! Ia melihat Adik berciuman dengan lelaki lain, kemudian pergi berboncengan dengan sepeda motor lelaki itu. Saudagar Kaya tidak menyangka jika pemandangan yang menyakitkan hati itu merupakan momen terakhir baginya untuk melihat Adik.

Setelah lulus, Saudagar Kaya sengaja menenggelamkan dirinya akan kesibukan bekerja, berharap agar kenangan bersama si Adik benar-benar hilang.

Setelah beberapa tahun bekerja sebagai karyawan, Saudagar Kaya mendapat kabar jika Adik telah menikah. Namun nahas, hutang yang menjerat suaminya memaksa Adik untuk menjual dirinya di rumah bordil.

Saudagar Kaya hendak menemui Adik, namun ia segera dihadang oleh para penjaga. Dirinya juga hendak berpura-pura menjadi tamu, namun gagal akibat beberapa orang dalam yang mengenalinya. Satu-satunya cara agar bisa bertemu dengan dirinya lagi ialah dengan cara membeli Adik dari sana.

Saudagar Kaya memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya, kemudian memulai usaha niaga. Benar-benar pekerjaan yang penuh akan resiko, mulai dari tertipu hingga ketidakcocokan barang yang dipesan. Namun, hal itu sebanding dengan hasil yang akan diperoleh. Siang hari, dirinya bertemu dengan mitra usaha. Di malam hari, dirinya mengawasi barang yang diantar hingga sampai di tujuan.

Usahanya membuahkan hasil! Saudagar Kaya sukses dalam waktu singkat. Namun, hasil jerih payahnya berbuah pahit.

Saudagar kaya berhasil menebus Adik. Namun, pihak rumah bordil mengembalikan tubuh adik yang sudah tidak bernyawa! Segalanya berakhir sia-sia! Usaha dan kerja kerasnya tidak semanis yang ia duga!

Di penghujung ingatannya, Saudagar Kaya menemani raga Adik yang telah terkubur di liang lahat.

*************

Akhirnya, Saudagar Kaya telah sampai di tempat tujuan. Pada saat itu juga muncul sosok perempuan yang begitu ia kenal. Tanpa keraguan, Saudagar Kaya segera mendekatinya.

"Adik!"

Perempuan tersebut berbalik, menyadari jika dirinyalah yang di panggil. Seketika pipi Saudagar Kaya pun basah akan air mata. Dirinya bersyukur karena bisa melihat wajah wanita yang ia kasihi untuk sekali lagi.

"Eh, Abang! Ada apa memanggil Adik?"

Ah! Suara itu! Oh...

Saudagar Kaya tidak kuasa menahan gejolak di dalam dada. Suara yang ia rindukan kembali terngiang di telinga. Ia menjerit sejadinya hingga membuat Adik menjadi panik.

"Aduh! A-a-abang kenapa?" ujar Adik kebingungan.

"Hiks... hiks... bu-bukan a-apa-apa... Hiks..." balas Saudagar kaya seraya menyeka airmata.

"Hei!"

Terdengar suara laki-laki dari belakang mereka. Saudagar Kaya begitu mengenal suara tersebut. Ya, suara itulah yang merenggut Adik dari kehidupannya.

Setelah mendekati mereka, laki-laki tersebut meraih tangan Adik.

"Maaf ya telah menunggu lama!" serunya seraya mencium tangan Adik. "Ayo! Saatnya kita per–"

"JANGAN SENTUH ADIK!!!!"

Saudagar Kaya menjerit kuat, kemudian memukul laki-laki tersebut hingga tersungkur di tanah. Saudagar kaya tidak berhenti sampai saat itu saja. Dirinya menaiki badan laki-laki tersebut, kemudian menghajar wajahnya bertubi-tubi.

"RASAKAN INI!!! DASAR LAKI-LAKI BAJINGAN!!!"

"Apa yang Abang lakukan terhadap pacar Adik!!!" jerit Adik seraya memisakan Saudagar Kaya dari badan laki-laki tersebut.

"DIA MEMANG PANTAS MENDAPATKANNYA!!! DIRINYA YANG TELAH MENGHANCUNKANMU, DIK!!!"

Adik seketika menampar pipi Saudagar Kaya. Dirinya benar-benar bingung dengan Abang yang begitu ia kenal. Ia benar-benar tidak menyangka jika ucapan gila tersebut keluar dari mulut manis si Abang tersayang.

Di balik mereka, laki-laki tersebut perlahan berdiri. Dirinya tidak tinggal diam akibat pukulan Saudagar Kaya. Ia mengambil balok kayu terdekat, kemudian mengayunkannya ke arah mereka. Saudagar Kaya menyadari hal itu, kemudian memeluk erat badan Adik.

"Adik! Awas!!!" jerit Saudagar Kaya seraya melindungi Adik.

Balok kayu tersebut dengan telak melukai punggung Saudagar kaya, lalu terbelah menjadi dua. Sakit yang amat sangat menjalar di punggungnya. Beruntung, pukulan tersebut tidak membuat dirinya tersungkur.

"Dasar laki-laki pengecut!!!"

Laki-laki tersebut panik, kemudian melemparkan potongan kayu yang ada ditangannya ke wajah Saudagar Kaya. Saudagar Kaya berhasil menghindar, kemudian mendaratkan pukulan telak di wajahnya hingga dirinya kembali tersungkur.

Adik perlahan mendekati mereka. kemudian memegang punggung Saudagar kaya yang sudah basah akan darah.

"A-abang tidak apa-apa, kan?" tanya Adik gugup.

Saudagar Kaya menghiraukan pertanyaaan Adik, kemudian meraih tangannya.

"Kita tinggalkan saja Pecundang ini!" seru Saudagar Kaya seraya meludahi laki-laki yang masih terbaring di tanah. "Adik ikut Abang! Abang sudah tidak ada waktu lagi!" lanjutnya seraya menarik tangan Adik.

**********