Riri tak pernah merasa betah di rumahnya, karena semua anggota keluarganya sibuk dengan urusannya masing-masing.
Terkadang berkomunikasi pun, jarang dengan adik atau orang tuanya akhirnya Riri menumpahkan isi hati dengan jalan-jalan, bersama teman-temannya ataupun dengan pacar yang bisa mengerti keadaan hatinya.
Kehidupan Riri berubah semenjak, orang tuanya bercerai ia ikut dengan Ibunya dan mempunyai seorang Ayah tiri yang baik, begitu menyayanginya seperti anak sendiri namun mereka hanya memberikan kasih sayang, hanya lewat materi bukan perhatian penuh disaat Riri sedang terpuruk dengan banyak masalah sekolah, ataupun dengan teman sebayanya semua beban ia tanggung sendiri.
"Mah, Pah, De, aku cuma minta waktu sedikit aja buat Riri, ga lebih kok tapi kenapa rasanya sulit banget ngeluangin waktu untuk aku," keluh Riri.
Setelah sarapan pagi di meja makan, dan ia begegas ke garasi di halaman rumah berangkat sekolah dengan motor matik, dengan raut wajah yang murung.
Sesampainya di sekolah, Riri tampak tak bersemangat mengikuti pelajaran, karena ia merasa jenuh dengan kehidupannya yang sepi.
"Ri loe kenapa, kok dari tadi gue perhatiin diem aja?," tanya Siska sembari melihat ke arah Riri.
"Gue lagi ga mood belajar, soalnya orang tua gue ga perduli sama gue, buat apa gue giat belajar klo mereka ga perduli sama gue," ucap Riri ketus.
"Ga boleh gitu Ri, gitu-gitu juga mereka sayang sama loe," ucap Siska menasehati sahabatnya.
"Gue ga butuh materi dari mereka! Yang gue butuhin cuma perhatian, dan kasih sayang dari mereka," sambung Riri kemudian.
Sementara Siska hanya bisa diam, mendengar keluhan Riri sahabatnya.
Siska dan Adit pacar Riri menyusun rencana, untuk membuat orang tua Riri agar mereka akrab seperti sebelum perpisahan itu terjadi.
Kemudian Siska menelepon tante Ratna, Mama Riri untuk memberitahukan bahwa anaknya ingin mencoba bunuh diri, kalau orang tuanya tidak datang menemuinya.
"Pokoknya Tante cepet ke sini yah, Siska takut Riri makin nekat buat bunuh diri," ucap Siska panik.
"Iya Tante, akan segera ke sana sama Om Candra," ucap Mamah tak kala cemas, dengan keadaan Riri sambil menutup telpon dari Siska.
"Dit kayak berhasil deh, tinggal cari cara bikin si Riri seolah-olah pengen bunuh diri," ucap Siska girang pada Adit.
"Gimana klo gue ngajak Riri ke jembatan, sungai deket sekolah terus gue suruh dia buat naek ke atas jembatan," usul Adit spontan.
"Ide bagus tuh, ayo buruan kita cari Riri," ucap Siska setuju dengan ide Adit.
Keduanya pun menemukan Riri di kantin, seraya mengajaknya ke jembatan sungai dekat sekolah.
"Ri ikut aku yuk, ada sesuatu yang aku pengen tunjukkin sama kamu," pinta Adit perlahan.
"Ayo, emang kamu mau ngajak aku ke mana?," sambut Riri sambil bertanya.
"Ada deh, ntar juga kamu tahu," ucap Adit dengan senyum manisnya.
Dan mereka pun pergi ke sana, sementara Siska sedang memantau kedatangan Tante Ratna dan Om Candra ke tempat tujuan.
Setelah sampai di jembatan sungai, Adit meminta Riri duduk di atas sisi jembatan untuk berfoto, sambil melihat ke bawah sungai dan Riri pun mengikuti kata-kata Adit.
"Jadi ini, yang kamu mau tunjukkin ke aku," ucap Riri pada Adit.
"Iya Ri, aku mau foto kamu di sini buat kenang-kenangan," ucap Adit kemudian.
Siska pun datang bersama orang tua Riri, dengan wajah panik menuju jembatan dekat sekolah.
"Itu Tante, Riri mau bunuh diri," ucap Siska, seraya menunjuk ke arah Riri berada dan dengan sigap orang tuanya berlari menyusul Riri.
"Nak jangan lakukan itu, Mamah sama Papah sayang sama kamu," ucap Mamah Riri yang tak bisa menahan tangis.
"Apaan sih Mah, siapa yang mau bunuh diri...kok Mama bisa ke sini sih," ucap Riri heran dengan Mamahnya.
"Kata Siska, kamu mau bunuh diri," sambung Mamah lagi.
"Siska! Loe apa-apaan sih," teriak Riri pada Siska sahabatnya.
"Sorry Ri, kita berdua cuma pengen bantuin loe, biar loe sama ortu loe deket lagi," ucap Siska membela diri.
"Tapi ga gini juga cara sis...," keluh Riri seraya menangis.
"Ri, ga semuanya ide Siska kok, aku juga ikut dalem hal ini," ucap Adit menjelaskan.
"Maafin Mamah sama Papah yah nak, karena ga ada waktu buat kamu dan sibuk dengan urusan kami masing-masing," ucap Mamah Riri.
"Aku sayang sama Mamah dan Papah, terus aku juga pengen ngabisin waktu aku sama kalian, jujur Mah aku ngeresa kesepian sendirian terus di rumah," ucap Riri panjang lebar sembari memeluk Mamah dan Papahnya.
"Kami janji nak, akan selalu ada waktu buat kamu, dan perhatian sama kamu," ucap kedua orang tua Riri berbarengan.
"Nah...misi kita behasil Dit, buat nyatuin Riri sama orang tuanya," ucap Siska lantang.
"Karena bersama itu, lebih baik daripada sendiri," sambung Adit.  Â
   Â