Bruk...
Angie membanting tas nya di meja, di kamarnya. Angie duduk dan menghela napas panjang. Angie terus berpikir, "Menjadi kekasih Aaron, bukankah itu hal yang aku inginkan? Sekarang saja aku selalu saja cemburu dengan Lisa. Menikah dengan Aaron? Ooh, andai Aaron tahu, aku sangat bersedia sekali menikah dengannya. Lalu apa masalahnya? Masalahnya sekarang adalah karena bagiku, menikah bukan hanya mengikat dua hati, tetapi empat hati."
Dulu, jika ada orang yang disuka mengajak pacaran bahkan menikah, Angie tidak akan berpikir dua kali bahkan tidak perlu sampai seribu kali untuk menerima pria itu. Namun sekarang, pikiran Angie sudah dewasa dan penuh pertimbangan. Tidak terhitung beribu gunung, bukit, dan lembah yang dilaluinya untuk mencapai kondisinya yang sudah stabil. Karena menjadi orang tua tunggal tidak pernah terlintas dalam pikirannya, apalagi menjadi cita-cita nya.
Srek...
Angie membuka laci mejanya. Sebuah buku diary berwarna biru langit hadiah ulang tahunnya yang ke lima belas, dikeluarkannya. Angie meraba cover buku diary kesayangan sambil tersenyum lembut.
Buku biru ini mencatat semua impian dan perjuangan Angie selama ini. Sudah lama, Angie tidak membuka buku diary yang dulu dengan rajin diisinya saat masih SMU. Terakhir kali dirinya menulis diary ini, saat si kembar mulai masuk sekolah dan kesibukan Angie yang juga mulai kuliah. Tidak ada waktu untuk menulis sepenggal kehidupannya lagi.
15 Januari 2009
Hari ini pelajaran bahasa Indonesia, kita diminta untuk menulis impian kita. Aku punya impian sederhana. Setelah lulus SMU, aku ingin melanjutkan sekolah hukum di universitas alumni papa. Aku akan berjuang mendapatkan beasiswa di universitas itu. Aku juga ingin mencoba pacaran saat kuliah, seperti yang kulihat di FTV, terlihat sangat menyenangkan. Diantar jemput pacar, makan bersama teman kampus, dan lain-lain. Lalu aku akan menikah dengan pria yang kucintai dan mempunyai tiga anak. Sempurna.
28 Januari 2009
Wow, siapa itu? Cowok keren berkacamata yang bersepeda melewati sepeda yang kukayuh. Ternyata dia adalah kakak kelas yang tampan dan keren dengan penggemar yang bejibun banyaknya. Sekarang aku juga menjadi penggemarnya.
8 Febuari 2009
Kamu tahu? Hari ini aku berkenalan dengan cowok pujaan hati. Kakak kelas yang tampan dan keren. Dia membantuku memungut buku yang kubawa karena tersenggol jatuh dan berserakan di lantai. Dan aku yang berinisiatif berkenalan. Hebat kan aku?"
14 Febuari 2009
Selamat ya Bu Sanna. Hari valentine ini adalah hari pernikahan wali kelas kami, Bu Sanna. Beliau menikah dengan kekasih masa kecilnya. Bu Sanna terlihat sangat cantik dan anggun saat mengenakan gaun pengantin putih dengan ekor panjang. Sebuah tiara yang berkilau diletakkan diatas kepalanya. Dengan digandeng papanya, Bu Sanna memasuki altar pernikahan kudus. Pangeran tampan yaitu suami Bu Sanna, sudah menunggu di altar untuk menyongsong masa depan yang indah bersama-sama. Hmm, aku seperti nonton drakor happy ending. Pesta pernikahan yang sederhana namun sangat indah. Bertabur bunga mawar pink kesukaan wali kelas kami. Aku.. aku.. juga mau seperti Bu Sanna.
21 Maret 2009
Si kakak kelas yang tampan sedang olahraga di lapangan dan dia melambaikan tangan padaku yang sedang berjalan melewati lapangan. Aku tidak ge-er lo, tapi ini sungguhan, dia tersenyum padaku. Wow, mimpi indah aku malam ini.
9 April 2009
Si doi mengajakku bicara di kantin. Doi tidak mendapat kursi untuk makan siang, sedangkan kursi kosong hanya di depanku. Anggap aku beruntung ya guys.
1 Mei 2009
Bisa dibilang aku kegirangan diatas penderitaan orang lain. Aku tidak sengaja melihat di halaman belakang sekolah, seorang cewek memberi hadiah plus nembak my doi. Aku sempat was-was. Tapi untunglah kakak kelasku yang tampan itu menolaknya. Yes.
19 Juni 2009
Hari terakhir sekolah. Aku piket sendirian mengantar semua buku paket yang selama ini dipinjam ke perpustakaan. Dan yang menyebalkan tidak ada satupun yang membantuku. Tapi tunggu.. super hero ku datang dan membantuku. Kami banyak ngobrol dan pulang bersama, bahkan dia meminta nomer ponsel ku. Aku akan melompat kegirangan hingga langit ketujuh.
1 Juli 2009
Sebuah pesan masuk dari nomer Hendra, kakak kelasku yang keren. Dia mengajakku keluar. Tentu saja aku menyanggupi nya. Dia.. dia.. menembakku tepat di jantung ku. Oohh, mimpi apa aku semalam? Sekarang aku resmi menyandang status 'pacar orang'.
13 Juli 2009
Kencan pertama kita. Kita ke kafe. Kita ngobrol lama sekali disana. Aku gugup, panik, panas dingin, bahkan ceroboh. Maklum baru pertama kali pacaran. He.. he..
Angie berdiri dari kursinya dan pindah ke ranjang. Tubuhnya lelah sekali hari ini. Sebuah bantal diletakkan pada punggungnya untuk menyangga tubuhnya. Kakinya masuk ke dalam selimut dan Angie melanjutkan membaca.
25 Agustus 2009
Foto booth di mall. Hore.. aku punya foto berdua dengan Hendra.
Angie tersenyum melihat selembar foto yang di lem di diary ini. Angie meraba wajahnya sendiri yang sangat ceria dan bahagia di samping kekasih pertama, Hendra. "Ternyata aku masih menyimpan foto ini."
12 September 2009
Bertengkar pertama kali gara-gara cewek centil yang terus menganggu Hendra. Aku kesal, marah dan cemburu. Baru tiga hari kemudian kami berbaikan.
31 Oktober 2009
Kami menonton bioskop bertemakan halloween. Aku tidak mau berpura-pura takut, supaya aku dipeluknya. Menurutku itu sangat kekanak-kanakan. Kami hanya bergandengan tangan, selama menonton film. Aku kesulitan mengikuti alur cerita dalam film karena grogi. He..he..he..
7 November 2009
Musim try out untuk kelas dua belas sudah dimulai. Hendra mulai sibuk. Waktu kami bertemu mulai berkurang banyak. Hendra harus belajar keras mengejar mimpinya menjadi dokter.
31 Desember 2009
Kami merayakan akhir tahun bersama. Kami bergadang dan barbeque-an di sekolah bersama beberapa teman kami. Sungguh menyenangkan.
Angie membalik beberapa halaman di belakangnya, semakin lama semakin sedikit tulisannya. Angie dapat mengingat, setelah acara akhir tahun itu, hubungan yang seumur jagung itu mulai merenggang dan hambar karena Hendra tidak bisa dihubungi. Hanya tertera tulisan 'Hendra sibuk belajar'. 'Hendra tidak punya waktu'. 'Hendra tidak pernah mengajakku keluar lagi'.
1 Juli 2010
Acara kelulusan Hendra. Aku datang ke sekolah untuk melihat Hendra dari kejauhan. Apakah Hendra sengaja menghindariku? Aku sama sekali tidak bisa menghubunginya. Jika berpapasan di sekolah, Hendra selalu terburu-buru pergi meninggalkanku dan berkata, 'Maaf Angie, aku ada les tambahan'. Atau 'Maaf Angie, aku capek sekali, semalam belajar lembur'.
Hari ini aku ingin mengetahui apakah hubungan kita akan berlanjut atau tidak. Tapi kurasa tidak, dari tempatku berdiri, aku melihat Hendra sedang memakai baju toga kelulusan dan berfoto dengan seorang gadis yang juga memakai toga. Aku tidak mau bertanya apa alasannya, karena menurutku alasan itu mudah dibuat bla..bla..bla.. Begitulah akhir kisah cinta pertamaku. Hendra brengsek. Hiks..hiks..hiks...
Bersambung...