Luna's POV
Setelah mendapat bentakan keras Andre yang terakhir, Luna menutup mulutnya rapat-rapat. Tubuhnya menegang penuh antisipasi terhadap serangan verbal dari Andre. Luna menahan isak tangisnya dengan menggigit kuat bibirnya. Luna bahkan tidak menyadari jika gigi tajamnya sudah menggores bibir lembutnya hingga berdarah di beberapa bagian.
Luna mencengkram erat sabuk pengaman yang melintang menekan tubuh depannya, ketika Andre mempercepat mobilnya hingga bisa dibandingkan dengan pembalap mobil formula. Luna bernafas lega, ketika akhirnya Andre menghentikan mobil di depan lahan parkir lobi IGD, di sebelah mobil ambulans.
"Andre,"panggil Luna lirih. Namun Andre tidak menggubris nya. Andre seakan tidak dapat lagi mendengar suara Luna ataupun merasakan keberadaan Luna di dekatnya. Luna mengepalkan kedua tangannya, menahan diri untuk tidak kembali merecoki Andre. Luna sadar sepenuhnya bahwa pikiran Andre hanya tertuju pada wanita yang berbaring di jok belakang.
Cklek.. Brak..
