"Perutku sakit, Sean."
"Sakit??! Cepat lepaskan dia, Sonia. Aku harus mengantarnya ke rumah sakit,"teriak Sean panik.
"Kenapa kamu selalu mengutamakan dia daripada aku, Sean?"protes Sonia kecewa dan menarik rambut Addy semakin kuat.
"Lepaskan dia, Sonia. Kita akan bicara baik-baik,"pinta Sean yang semakin pelan. Hati Sean nyeri melihat Addy yang mengerang kesakitan tanpa suara. "Please Sonia, lepaskan Addy."
"Tidak,"jerit Sonia balik. "Aku akan membunuhnya. Aku akan membunuhnya."
"Sonia, jangan gegabah,"cegah Sean panik. Mantan istrinya menyandera istri sahnya. Sean tidak ingin dua-duanya tersakiti. Meski Sonia sudah menjadi mantan istri, tapi dia tetap memiliki istimewa di hati Sean.
"Jika wanita ini lenyap, maka kamu akan kembali padaku. Aku.. aku.."
"Please Sonia..,"rintih Sean sambil mengulurkan tangan mencoba untuk meraih istrinya yang hamil dan kesakitan karena hampir melahirkan. "Anakku hampir lahir. Aku tidak ingin terjadi sesuatu padanya."
