"Pak Aaron,"seru Sinta sambil membuka pintu pemisah ruangan legal dengan napas terengah-engah. "Angie pak, Angie."
"Angie kenapa?" Aaron segera berdiri dan bergegas menghampiri Sinta yang berpegangan pada pintu. "Apa yang terjadi pada Angie?"
Tangan Sinta menunjuk ke arah luar ruangan. "Angie dicegat tiga pria dari tim marketing."
"Dimana Angie sekarang? Cepat katakan, Sinta,"desak Aaron tak sabar sambil mengguncang-guncang bahu sekretarisnya itu.
"Di belokan dekat ruang meeting dua."
Begitu mendengar jawaban dari Sinta, Aaron langsung melesat keluar ruangan dan berlari menuju ruang meeting dua. Lokasi itu berada di pojok sehingga tidak terlalu terlihat dari jalur utama.
Suara tamparan membuat langkah Aaron terhenti sejenak sebelum bergegas mendekat untuk menolong Angie. Aaron melihat Angie terkurung diantara tiga pria bertubuh besar. Aaron juga memperhatikan bibir Angie yang sedikit berdarah.
