Cklek... Blam...
Susan membuka dan menutup pintu panthouse Anton dengan lesu. Susan menarik nafas panjang. Setiap kali ada masalah yang berhubungan dengan Nona Angie, apa pun yang dirinya lakukan, selalu salah. Memang apa hebatnya nona besar Angie, hingga dirinya selalu menjadi tidak berarti di mata Anton.
Kalau mau jujur, Susan sebenarnya sudah jatuh cinta pada Anton dengan semua kelemahan dan kekejamannya. Susan tidak peduli jika Anton selalu menyakitinya baik secara verbal maupun secara seksual. Di matanya, Anton adalah penyelemat nya dari jurang kemiskinan.
Susan meletakkan tasnya di dekat rak sepatu, sebelum melepaskan sepatunya dan menyimpannya di rak sepatu. Sandal rumah berwarna pink yang imut membungkus jari-jari kakinya dengan lembut dan nyaman. Susan menyimpan beberapa barang-barangnya di panthouse Anton, karena dirinya sering kali menginap disini.
