Selama semalaman aku tidak bisa tidur memikirkan yang dikatakan Fadil padaku, tapi jika dilihat dari dekat wajah Sino tetaplah wajah Sino sedangkan tidak terlihat kalau dia benar-benar Fiyoni.
"Kenapa dari semalam kamu terus menatap wajahku istriku?" gumam Sino membuka kedua matanya.
"Eee mmmm tidak kok."
"Apa ada yang ingin kamu katakan?"
"Ada... Mmmm tapi jangan hukum aku ya!"
"Ya kalau kau katakan sejujurnya."
"Mmm Kak Sino apa kamu benar-benar kak Sino?" tanyaku pelan.
"Ya, kamu kira aku siapa?"
"Tapi kata Fadil kak Sino itu Fiyoni..." gumamku pelan.
"Fiyoni ya? Tidak dia ada di rumahnya. Dia bukan organisasi mafia pemberontak."
"Tapi kenapa banyak yang bilang kalau kak Sino itu Fiyoni?" tanyaku pelan.
"Tidak tahu... Kenapa kamu tanyakan itu?"
"Ya habis semalam Fadil bilang kalau kak Sino itu Fiyoni yang menyamar sedangkan Kak Sino sendiri sudah lama mati saat Fiyoni berusaha mengambil anaknya." gumamku pelan.
"Tidak ada, Fiyoni tidak pernah datang kemari. Pelayan dan anaknya masih bersamaku." gumam Sino dingin.
"Tapi... Tapi kenapa kak Sino tidak melepaskan mereka?"
"Aku ada dendam pribadi dengan Fiyoni, merebut kebahagiaannya bisa membuat dia merasakan apa yang aku rasakan. Lagi pula... Fiyoni tidak akan berani kesini sendiri, kecuali satu hal." gumam Sino dingin.
"Tapi kan anaknya masih anak kecil kak Sino"
"Ya aku tahu Fiyoni pasti tahu kalau aku tidak melukai anaknya jadi dia santai untuk saat ini. Sebenarnya bukan aku yang menculik anaknya tapi mafia penentang yang menculik mereka semua bahkan menculik anakmu tapi mereka mengaku organisasi mafia pemberontak yang membuatku kesal..."
"Jadi kak Sino yang.."
"Ya aku yang mengambil mereka bertiga dari markas mafia penentang, lagi pula Fiyoni tidak akan berani menentangku."
"Kenapa?" tanyaku terkejut.
"Aku kakak kandungnya, apa yang membuatnya berani kepadaku."
"Tunggu... Jadi kak Sino kakaknya Fiyoni?" tanyaku terkejut.
"Ya, aku kakak kandung kembarnya. Nama asliku Sinoni Khun tapi kamu selalu memanggilku Lan Shi dan yang tahu hanya kamu dan Fiyoni saja." gumam Sino terduduk di atas tempat tidur kami.
"Tu... Tunggu kak Lan? Tidak mungkin? Kalian berbeda!" ucapku terkejut.
"Dan Ka... Kamu jakak kembarnya? Kenapa aku tidak tahu?" tanyaku terkejut.
"Ya dia memang Lan Shi yang kamu kenal Sani, Lan Shi adalah nama samaran yang dibuat olehnya sendiri... Apalagi selama hidup kami, kami tidak pernah satu atap sejak kecil... Kami berbeda kepribadian..." gumam seorang pria di pojok ruangan. Aku mendengar suara pria itu dan aku terkejut ternyata dia Fiyoni Khun.
"Ka... Kamu.."
"Lama tidak berjumpa istriku..." gumam Fiyoni berjalan kearahku.
"Kenapa kau datang kemari Fiyoni?" tanya Sino dingin.
"Tidak ada, aku hanya ingin bertemu dengan wanitaku saja. Lagi pula aku dengar kakak melakukan janji jiwa dengannya membuatku ingin bertemu dengan wanitaku..." desah Fiyoni sedikit membuka kerah pakaianku dan menggigit leherku kuat.
"Uuugghhhh..." rintihku kesakitan.
"Aku Fiyoni Khun, atas nama langit dan bumi bersumpah sampai kapanpun kamu adalah milikku sampai kapanpun kamu adalah istriku dan sampai kapanpun aku bisa mengendalikanmu apapun yang terjadi. Saat ini nyawamu adalah milikku dan selain kamu milik Sino kamu juga milikku. Aku ingin selalu bersamamu dan selalu mencintaimu, janjiku, janjimu, janji kita sampai kapanpun tidak akan ada yang bisa menghilangkannya, jiwamu dan jiwaku adalah taruhannya..." gumam Fiyoni pelan dan melepaskan gigitannya
"Ka... Kamu melakukan janji jiwa juga?" tanyaku terkejut.
"Ya, apapun yang menjadi milik Sino itu juga milikku dan apapun yang menjadi milikku itu juga milik Sino. Itulah yang terjadi." gumam Fiyoni terduduk di sampingku.
"Ke... Kenapa bisa?" gumamku terkejut.
"Ya walaupun kami memiliki kepribadian yang berbeda tapi kami memiliki kesamaan, apapun yang disukai Fiyoni maka otomatis aku akan menyukainya...." gumam Sino pelan.
"Apalagi denganmu, mantan kekasih kami berdua..." ucap Fiyoni dan Sino bersamaan.
"Mantan kekasih ya? Kalian belum pernah jadian denganku bagaimana kalian bisa menganggap aku mantan kekasih kalian!" gumamku pelan.
"Ya walaupun begitu kamu pernah menyatakan cinta kepada kami berdua Sani." gumam Fiyoni mengusap lembut rambutku.
"Hanya karena itu ya?" desahku pelan.
"Ya dan kesalahanmu adalah, kamu mencintai kakak adik kembar Sani dan ingat Sani... Siapa yang pernah kau cintai dan pernah memiliki hubungan denganmu di masa lalu?" gumam Sino tersenyum dingin.
"Ka... Kak Lan dan Fiyoni." gumamku pelan
"Bagus... Kamu sudah mengerti kan istriku." gumam Fiyoni pelan.
"Jadi selama ini yang aku panggil kak Lan itu?" tanyaku masih tidak percaya.
"Itu aku.. Itu nama samaranku bahkan sampai sekarang, aku tidak masalah sih kamu memanggil aku Lan atau Sino" gumam Sino pelan.
"Ta... Tapi kenapa kak Lan... eeh maksudku kak Sino melakukan penyamaran seperti itu?" tanyaku terbata-bata.
"Karena aku juga ketua markas rahasia, nama kami anggota tetap markas rahasia tidak menggunakan nama asli kami semua" gumam Sino serius.
"Aku masih tidak percaya kalau kamu..."
"Apa aku harus begini agar kamu percaya?" gumam Sino mengubah rambutnya dan benar wajahnya terlihat kalau Sino benar-benar menyamar sebagai Lan Shi.
"Apa kamu sudah percaya istriku?" tanya Sino sekali lagi.
"Ya ... Aku percaya kak Sino, aku tidak menyangka saja.." desahku menutup mataku dan Sino kembali memelukku.
"Jadi Rafaela?"
"Ya Rafaela itu istriku dan istri Sino juga, walaupun Sino tidak memperdulikannya sekarang." gumam Fiyoni pelan.
"Jadi kalau Putri itu?" tanyaku terkejut.
"Ya Putri adalah anak kami berdua dengan Rafaela." gumam Sino serius
"Ke... Kenapa bisa begitu?" tanyaku terkejut
"Ya memang sepertu itu, apa yang disukai dan dilakukan oleh Sino maka aku juga menyukainya dan melakukannya..." bisik Fiyoni menciumku lembut.
"Ta... Tapi kan mana bisa... Seperti itu?" gumamku pelan.
"Bisalah... Walaupun kami berbeda kepribadian tapi kami sama-sama menyukai sesuatu hal. Jadi lain kali kamu harus terbiasa untuk ini istriku" gumam Fiyoni mempermainkanku.
"Oohh... Uugghhh... A... Aku mengerti.." gumamku pelan.
Melakukan janji jiwa kepada dua pria membuatku sangat terkejut apalagi dua pria kembar ini yang melakukan janji jiwa kepadaku. Melakukan janji jiwa dengan dua pria membuatku seperti terkekang oleh dua pria sekaligus, melepaskan diriku dari satu pria dingin itu saja susahnya minta ampun apalagi sekarang di tambah pria dingin yang sedang mempermainkanku saat ini. Dan lagi aku benar-benar bodoh tidak mengetahui kalau Sino adalah Lan dan juga aku tidak mengetahui kalau Sino dan Fiyoni adalah kembar. Tahu gitu aku tidak akan terlibat di dalam urusan yang merepotkan ini.
"Ternyata kamu terlihat sangat cantik kalau seperti ini istriku." gumam Fiyoni terjatuh di atas tubuhku.
"Ohh benarkah?" gumamku pelan.
"Ya, Sani aku membawa anakmu sekalian loh.." bisik Fiyoni pelan.
"Tunggu? Kenapa?" tanyaku terkejut.
"Satria tidak terurus di keluarga Li dan selalu melakukan pekerjaan rumah semenjak Han dengan Lia, apa kamu tega melihatnya seperti pembantu?"
"Pem... Pembantu? Kenapa dia melakukan itu? Aku... Aku!!" gerutuku berusaha menghindari Fiyoni tapi Fiyoni menekan tubuhku.
"Ini masih di gedung pertemuan Sani, aku tidak akan membiarkanmu melakukan hal bodoh seperti dulu lagi. Han adalah ketua organisasi keadilan, kalau kau melakukan kesalahan lagi akan susah untukku melepaskanmu."
"Susah? emang apa yang kamu lakukan?" tanyaku terkejut.
"Aku memiliki kewenangan untuk membebaskanmu."
"Bukannya kewenangan itu hanya.."
"Ya aku ketua tertinggi organisasi mafia pusat yang sebenarnya sedangkan Victory ketua pendamping organisasi mafia pusat. Ya bisa dibilang Victory yang menjadi ketuanya dan aku ketua dari kalian semua dan aku yang berkuasa atas segalanya.." gumam Fiyoni menciumku lembut.
"Tunggu!!! Kenapa aku baru tahu?.."
"Karena tidak ada yang tahu istriku, hanya mafia tertinggi dan mafia pusat yang tahu wajah kami berdua, itulah kenapa aku tidak pernah membuka topeng di depan orang.." gumam Sino menciumku.
"Tapi di pertemuan markas rahasia dulu?"
"Ya mereka termasuk anggota mafia pusat" gumam Sino pelan dan aku mengangguk mengerti.
"Yang memberikanmu jabatan tertinggi di organisasi mafia pusat itu aku yang menyusunnya. Seharusnya kan tidak bisa merangkap jabatan tapi karena wewenangku, kamu masih termasuk wakil ketua mafia pusat dan ketua organisasi mafia tertinggi." gumam Fiyoni kembali menciumku.
"Ohh ... aku mengerti sekarang." desahku pelan, aku baru sadar kalau kehidupanku ternyata di kendalikan oleh dua orang kembar yang dingin ini dan aku baru ingat kalau... Dua pria ini dikenal sebagai iblis di keluarga Khun dan tidak ada siapapun yang berani berurusan dengan mereka kecuali musuh.
"Terimakasih kak Sino... Terimakasih Fiyoni." gumamku pelan
"Terimakasih untuk apa?"
"Ya karena kalian memberitahukanku semuanya..."
"Ohh tidak masalah istriku kamu akan aman aman bersama kami" gumam Sino pelan.
"Selama kamu berada di genggaman kami berdua, kamu akan tahu sesuatu hal yang tidak kamu mengerti sebelumnya." gumam Fiyoni mencium pipiku.
"Yaah aku mengerti..."desahku menutup mataku.
Memiliki ikatan dengan dua orang mantan kekasih yang pernah aku suka dulu membuatku sadar kalau selama hidupku aku hanya dikendalikan oleh mereka berdua dan sekuat apapun aku berusaha menghindar aku pasti tidak akan bisa melakukan apapun tanpa persetujuan mereka berdua.