Undangan sudah tersebar, dan salah satu yang mendapatkannya adalah keluarga Edgar. Keluarga pihak netral itu tetap mendapatkan undangan dari Istana, dan jika sudah seperti jelas mereka akan datang ke sana.
Suara langkah kaki terdengar begitu pelan, terlihat seorang pria yang berjalan penuh akan wibawa. Pria yang akan menjadi satu-satunya ahli waris keluarga Edgar itu tersenyum miring menatap ke arah pintu ruangan ayahnya.
Pintu di buka memperlihatkan seorang pria paruh baya yang duduk di kursi kerjanya. Pria itu berjalan mendekat membungkuk, memberikan salam pada Grand Duke saat ini.
"Kau datang juga, bagaimana keadaan wilayah kita?"
Pria paruh baya itu menatap penuh pada anak semata wayangnya, dia jelas menunggu kabar baik mengingat beberapa waktu lalu ada banyak kejadian buruk di wilayah Grand Duke.