Stephen tersenyum miring, menatap tepat pada sosok Rimonda yang tahu jika dirinya akan menolak. Rimonda sangat tahu, tapi dia tidak akan diam saja saat melihat sang kakak berniat pasrah dengan hukum yang ada.
Dia salah, sangat salah. Tapi bukan berarti kesalahan itu bisa dengan mudah diberi sebuah hukuman, dan dia hanya ingin mewujudkan keinginan sang ayah. Sebuah keluarga harmonis dan juga bahagia, walau ini salah.
"Aku sudah mengatakannya berulang kali tapi sepertinya kau masih tidak paham!"
Stephen terlihat tidak suka, sorot mata yang marah dan juga senyuman miring membuat Rimonda menyadari satu hal. Bahwa ini semua tidak akan berguna, sampai sebuah tangan menyentuh pergelangan tangannya. Dia menoleh, menatap ke arah kakak kembarnya yang ternyata terus berusaha mengatakan sesuatu padanya.