Pintu ruangannya di ketuk, mungkin jika ketukannya santai maka dia akan membukanya. Tapi ketukan bruntal dengan suara memekik dari seseorang membuatnya terlihat kesal. Dia hanya diam, menatap malas pada pintu ruangannya.
Mungkin jika dia biarkan maka pintu itu akan hancur, tapi apa pedulinya. Pintu itu juga bukan miliknya, tapi milik seseorang yang mengetuknya dengan kasar. Dia menghembuskan nafas kasar, menatap ke arah mejanya yang berantakan.
Dalam sekali gerakan tangan semuanya langsung bersih, dia bangkit mendekati pintu dan membukanya dengan tatapan datar. Tidak ada sebuah ketertarikan akan kedatangan tamu yang menurutnya tidak penting, dia yang memang sejak awal tidak menyukai pria itu hanya menatap malas saat pria itu menunjukkan sebuah amarah padanya.
"Kau!!"
"Kenapa Yang Mulia?" tidak ada sopan santun sama sekali, dan dia langsung menutup ruangannya menghadang pria itu untuk masuk ke ruangannya.
"Dimana etikamu!?"