Hampir enam jam mereka berkendara dan akhirnya mereka tiba, suatu desa yang tenang sejuk, disekitar mereka terlihat daerah pertanian, penduduk daerah itu sepertinya hidup dari bertani sayur dan juga buah-buahan, nami terpesona melihat pemandangan itu, tapi dia takut menunjukkan pada dewa dan dia hanya diam memandangi pemandangan disekitarnya itu, sampai akhirnya mereka berhenti didepan sebuah rumah yang sederhana dengan pekarangan yang luas.
"ayo turun.." perintah dewa. Nami dengan patuh mengikuti dewa, didalam rumah mereka bertemu dengan sepasang suami istri dan mereka tersenyum bahagia menyambut kedatangan dewa dan nami.
"ayo berkenalan.. mereka adalah paman dan bibiku, paman anto dan bibi nina.. kamu akan tinggal disini bersama mereka.." kata dewa dan memperkenalkan nami pada paman dan bibinya.
Dahulu sewaktu orang tuanya bercerai, dewa datang ketempat ini bersama ibunya, paman anto adalah adik dari ibunya. tak lama setelah orang tuanya bercerai ibunya mulai sakit-sakitan. karena paman dan istrinya tidak memiliki anak, mereka jadinya menganggap dewa sebagai anak mereka dan membantunya mengurus ibunya. sambil sekolah dewa bekerja keras mencari uang untuk biaya pengobatan cuci darah ibunya sebagai buruh tani. sampai akhirnya ibunya meninggal dunia saat dewa hampir lulus smu, dewa sangat sedih tapi dia harus melanjutkan hidupnya dan mengejar ambisinya, setelah lulus smu dewa berangkat ke kota untuk mendapatkan pendidikan lebih tinggi disana dia bekerja dengan lebih keras lagi, bahkan dia pernah masuk penjara karena dituduh membunuh rekan kerjanya yang telah berbohong dan menghianatinya tapi akhirnya kasus itu bisa dipecahkan oleh polisi dan dia bisa bebas dan bisa kembali mengejar ambisinya menjadi pengusaha yang sukses. Walaupun telah hidup dikota dewa masih tetap menjalin hubungan dengan paman dan bibinya meskipun itu hanya lewat telpon, sedangkan untuk datang kekampungnya dewa hanya bisa berkunjung beberapa kali dalam setahun, Dewa pernah mengajak paman dan bibinya kekota, tapi mereka menolaknya dengan alasan mereka agak takut dengan hiruk-pikuk kota. dan disinilah dewa membawa istrinya pulang.
"mereka adalah orangtuaku, jadi kalau kamu tinggal disini kau harus bekerja membantu mereka, aku tak mau dengar kalau kau memperlakukan mereka seperti pembantumu.. ingat itu!!.." perintah dewa, dan dia menyuruh nami masuk kekamar yang biasa dia gunakan untuk istirahat, sedangkan dia sendiri mengobrol dengan paman dan bibinya tentang nami dan apa penyebab kenapa dia membawanya kesini, paman dan bibinya berusaha menenangkan dia tapi mereka tahu sifat dewa yang keras dan tak mudah dipengaruhi.
"ingat yang kukatakan tadi, kau bisa kembali kalau kau telah bertobat dan mau menceritakan padaku apa sesungguhnya yang terjadi.." kata dewa dan menatap tajam nami, sedangkan nami hanya diam dan tertunduk.
"semua kebutuhanmu dapat kau minta pada paman atau bibi, seperti yang kukatakan dirumah.. sebelum kau sadar.. kau tak boleh menggunakan hp dan internet serta tidak ada uang untukmu.. kalau aku punya waktu aku akan datang ketempat ini untuk melihat kesadaranmu.. tapi aku tetap mengawasimu.. ingat itu..jadi cepatlah sadar supaya kamu bisa kembali pulang.." kata dewa disaat dia akan kembali kekota. Sampai akhirnya dewa pulang nami tak berkata apa-apa, dia terlalu takut dewa akan terus memaksanya menceritakan rahasianya, jadi saat dewa pergi nami merasa lega.
Beberapa hari setelah nami disingkarkan dewa ke kampung, loly ibunya nami menelpon dewa dan marah-marah.
"apa yang kau lakukan pada nami anakku dewa?!..jangan coba-coba kau macam-macam padanya.." marah loly pada dewa, ketika dewa menerima telponnya.
"aku tahu apa yang aku lakukan tante, kuharap kau tak mencampuri urusan keluargaku.." kata dewa dengan tenang, dia tahu ini yang terbaik buat dia dan nami, karena kalau nami tetap berada didekatnya dan masih tetap tak menjelaskan masalah itu, dia akan kembali teringat penghianatan ayahnya dan nami akan jadi korban kemarahannya.
"sialan kau dewa, nami itu anakku!.."
"aku tahu tante, tapi sekarang dia istriku, dan aku hanya memberinya pelajaran sedikit agak dia sadar kalau sekarang dia telah memiliki suami..dan aku tak ingin sejarah keluarga kita terulang pada keluargaku.." kata dewa tegas, loly langsung mengerti sindiran dewa itu.
"oke.. kau sekarang memang berhak terhadapnya.. tapi kalau sesuatu yang buruk terjadi padanya.. aku tak segan-segan akan membunuhmu dewa!.." dewa tak ingin menanggapi perkataan loly lagi, dan dia segera menutup telponnya.
Tiga tahun kemudian.
Tiga tahun telah berlalu dan nami masih tinggal dikampung bersama paman dan bibi dewa, awalnya dewa masih sering datang tapi lama-kelamaan semakin jarang, sampai akhirnya dua tahun terakhir ini dewa tak pernah datang lagi, mungkin karena jarak yang harus dewa tempuh untuk datang terlalu jauh, atau mungkin dewa terlalu sibuk dengan perusahaan, ataupun mungkin karena alasan yang lainnya yang nami tak tahu karena mereka sekarang jarang bicara. Walaupun begitu dikampung nami hidup bahagia, paman dan bibi menyayanginya dan memperlakukannya seperti anak mereka sendiri, disana juga nami akhirnya bisa kuliah lagi, dan walaupun dewa tak pernah lagi mengunjunginya tapi semua kebutuhannya tetap dipenuhi oleh dewa, hanya saja sesekali nami merindukan dewa, dan kalau dia rindu nami pasti sedih karena sampai sekarang pun nami tak pernah berani menceritakan rahasianya pada dewa.
Berbeda dengan dewa, dikota kehidupannya semakin sibuk dan melelahkan, dia seakan tak punya waktu untuk bersantai, belum selesai proyek yang satu, proyek yang lain telah menunggu begitu seterusnya, tapi kerja kerasnya itu membuat perusahaan ayah nami semakin besar, dan namanyapun semakin besar. sekarang dewa bukan hanya menjadi incaran para pengusaha yang ingin bekerja sama, dewa juga menjadi incaran para perempuan yang tertarik pada kesuksesan dan pesonanya.
Pesona dewa itu juga sampai kepada para artis, dan tak terkecuali dengan seorang artis muda multi talenta Juwita adarasari, artis yang saat ini sedang naik daun. juwita awalnya adalah seorang model kemudian menjadi artis film dan sinetron dan sekarang juga adalah seorang Dj.
Sudah dua bulan ini juwita menjadi DJ di sebuah diskotik milik dewa, dia menerima pekerjaan itu sebenarnya dengan niat terselubung dia sangat berharap bisa bertemu dengan dewa ditempat itu. Dan jika dia sedang berada didiskotik itu dia akan menyuruh managernya untuk berjaga apabila dewa datang mengunjungi diskotik dan bar itu, sayangnya sudah dua bulan ini dewa tidak pernah datang, walaupun begitu juwita tak sedikitpun ingin menyerah.