Wajah Roselyn nampak murung saat keluar dari ruangan pak sutradara. Ronan yang tengah cemas menunggunya di luar, langsung saja mendekati Roselyn.
"Ada apa Rose? Apa pak sutradara memarahimu? Kau tak apa-apa 'kan?" selidik Ronan sambil menegakkan dagu Roselyn.
Ronan langsung saja menangkap genangan air di bola mata Roselyn. Nampaknya Roselyn belum bisa mengendalikan perasaannya sejak dari dalam ruangan pak sutradara. Ia masih menahan tangisan. Buru-buru Ronan memeluk Roselyn. Beruntungnya di sekitarnya tak ada orang sama sekali, karena itulah ia berani langsung memeluk Roselyn.
"Sudah … jangan menangis lagi, ayo kita pulang," ajak Ronan menenangkan Roselyn.