Ronan menenggak bir kaleng yang ada di mobilnya. Ia merutuki kebodohan dirinya sendiiri. Entah apa yang ada dibenakknya hingga melakukan perbuatan impulsive itu.
"Kau gila, Ronan!"
Suara makian Roselyn terngiang di kepala Ronan. Ia juga mengingat dengan sangat jelas wajah murka Roselyn.
"Argh …! Aku mengacaukannya! Seharusnya kau bisa menahan diri lebih lama agar Roselyn percaya bahwa aku sudah berubah. Aku sangat menyukai Roselyn. Dia membuatku gila!" rutuk Ronan.
Ronan melempar botol bir yang kosong ke depannya.
"Astaga, Ronan! Apa kau ingin mati?" seru menejernya yang baru saja masuk ke dalam kamar Ronan saat kaleng bir itu melayang.
Kamar Ronan sangat berantakan, sama seperti suasana hatinya yang berantakan. Ia tak memedulikan menejernya yang memunguti beberapa sampah dan membuangnya ke dalam tempat sampah yang berada di pojok kamar.
"Kau sudah meminum banyak bir, sudah cukup, Ronan. Sejam lagi kau akan ada jadwal pemotretan
sebuah iklan.