Malam semakin larut. Otak Ronan pun semakin dipenuhi bayang-bayang kedekatan antara Roselyn dan Billy di masa lalu.
Ronan benar-benar over thinking. Hatinya merasa was-was. Sibuk membayangkan andai benar mereka saling mencintai ketika keduanya masih bernaung di bawah atap panti asuhan yang sama.
"Kalau begini terus, aku tidak akan bisa tidur sampai besok pagi." Ronan mengerang frustrasi. Kini dia bagai berada dalam dilema, apakah akan menelepon Billy atau tidak.
Jika menelepon, dia akan merasa malu. Tapi jika tidak menelepon, sampai kapan rasa penasaran dan curiga itu terus bersemayam dalam benak Ronan?
Pada akhirnya, Ronan menyerah pada kata hatinya sendiri. Dia memutuskan untuk menelepon Billy guna memastikan pria itu memang pernah menempati panti yang sama dengan Roselyn. Dan jika jawabannya iya, maka dia akan meneruskan pertanyaannya ke bagian yang lebih spesifik dan pribadi.
Tapi nanti. Begitu Billy memberi lampu hijau.