"Kau tidak pernah tau sakitnya diabaikan tapi lebih sakit lagi saat hati ini ingin mendapatkan perhatianmu namun tak kau mengerti."
Mungkin itu adalah ungkapan yang bisa mencerminkan perasaan Ruby saat ini. Kegelisahan menggerogoti hatinya. Sejak insiden Reino mengantarkannya pulang juga saat ia mengelap noda sus di bibirnya, hati Ruby mulai goyah.
Seperti hari ini, ia hampir gila oleh tingkahnya sendiri. Sedari awal masuk shift kerjanya ia terus menerus mengintip ke dalam ruangan Reino. Namun sayangnya dari luar tak bisa terlihat dnegan jelas karena pintu kaca ruangan Reino berwarna hitam.
"Ruby, aku mau bicara denganmu sebentar," colek Juan tia-tiba. Juan menarik pelan dan menggiring Ruby ke pantry.
"Aku perhatikan dari tadi tingkahmu sangat aneh. Kau sedang ada masalah? Atau apa?" tanya Juan penasaran.
Ruby menarik bibirnya dan menampakkan deretan giginya yang rapi.
