Seminggu setelah insiden pemberian hadiah, Ruby dan Reino seperti orang asing –setidaknya itulah yang dirasakan Ruby. Reino seolah menghindari Ruby. Setiap shift Ruby, Reino selalu berada di dalam ruangan. Bahkan saat Reino hendak meminta dibikinkan kopi –yang kebetulan hanya ada dirinya yang menganggur—Reino tetap menunggu Juan hingga selesai meracik kopi pesanan untuk para pelanggan.
Seperti saat ini, Reino duduk di kursi pelanggan paling pojok sambil memperhatikan laju pergerakan layar ponselnya.
"Ruby, kau antarkan kopi pesanan bos Reino," cetus Juan sambil menyodorkan nampan berisi secangkir panas kopi Americano.
"Tapi … kenapa harus aku?" tanya Ruby meragu.
Juan menatap heran pada Ruby. "Kenapa kau bertanya? Tentu saja karena tugasmu mengantarkan kopi yang sudah kuracik. Lagipula, lihatlah … semua pelayan sedang sibuk mengantarkan pesanan pelanggan. Hanya kau saja yang sedikit luang. Kenapa? Apa kau tidak enak badan?" tanya Juan.
Ruby terdiam. " Tidak … " ucapnya lemah.