"Haish … kepalaku sakit," keluh Ruby sambil memegang kepalanya yang berdenyut tak karuan.
Efek dari mabuk semalam masih sangat terasa di kepala Ruby. Perlahan ia bangkit dari tidurnya dan menyandarkan punggungnya ke sandaran ranjang.
Ia mengerjap-ngerjapkan mata demi mengusir kunang-kunang yang berseliweran di hadapannya. Ia memindai keadaan sekelilingnya.
"Aku ada di kamarku rupanya, hisshh … "ringisnya.
Otaknya ia putar untukmengingat kejadian semalam. Ia mengingat kejadian di lantai dansa. Sungguh memalukannya ia mengingat itu. Ruby mengingat betapa sembrononya ia memaki bosnya sendiri di depan khalayak ramai. Ia bahkan sampai sempat mengumpat kata yang tak pernah ia ucapkan seumur hidurnya --"damn it". Ia juga mengingat bagaimana Reino dan Juan mengantarnya pulang.
Rona merah di pipinya menunjukkan betapa malunya ia bertingkah laku semalam.
"Astaga! Apa yang kulakukan semalam. Sunggu memalukan!" rutuknya sambil menepuk-nepuk pipinya.