"Damn it, Ruby! Kau tak mendengarkan perintahku!" umpat Reino. Sebuah umpatan khas di mana selalu ada kata damn it sebagai penegasan.
Ruby yang sudah begitu antusias tentu saja mengabaikan peringatan Reino. Baginya, umpatan si bos hanyalah omong kosong yang tidak perlu dia dengarkan. Toh dia tahu, Ronan dan Roselyn memang manusia sungguhan, kok.
"Roselyn!" seru Ruby dengan nada ceria yang tidak dibuat-buat. "Dan ... Ronan idolaku!!!"
Ronan dan Roselyn saling melempar pandang. Meminta pendapat satu sama lain mengenai sambutan Ruby yang dinilai terlalu excited.
Ah, bukan. Sebenarnya bukan itu yang membuat mereka heran. Melainkan nada ceria Ruby dirasa tidak pantas dimiliki seorang lelaki berwajah datar karena mereka tidak tahu raga tersebut adalah milik si dingin-dingin es Reino.
"Kau menyapa mereka, tetapi kau lupa menyapaku, anak muda!" tegur si nenek tidak mau ketinggalan. Tubuh kecilnya menyempil di antara badan Roselyn dan Ronan yang jauh lebih jangkung.