Sinar mentari menelusup di sela gorden kamar, menandakan bahwa malam suda berganti menjadi pagi. Kicau burung terdengar sangat merdu dari luar jendela kamar.
"Awh! Kenapa sesak sekali," gumam Ruby.
Kamar Reino yang temaram membuat Ruby memicingkan mata. Meski begitu, sinar mentari yang menerobos dari sela gorden membantu Ruby melihat sedikit lebih jelas apa yang membuat tubuhnya sesak. Ruby menoleh ke sampingnya.
"Astaga!" pekiknya sambil mendorong tubuh di sampingnya. Ternyata Reinolah yang membuatnya sesak tak bisa bergerak. Tubuh Reino melingkar utuh ke tubuh Ruby. Ruby melihat wajah dirinya di hadapannya yang tengah tertidur pulas. Ruby melihat samar-samar jam di kamar Reino. Jam delapan pagi. Tubuh mereka sudah kembali tertukar. Ruby lantas bangun dari tidur dan menyibak selimut yang menyelimuti mereka berdua.
"Haish … kenapa kita bisa tidur bersama satu ranjang? Bukankah Reino memilih tidur di sofa tadi malam?" gumam Ruby.