Ruby melenggangkan kakinya keluar café dengan perasaan senang. Ia senang karena tak perlu lama berdebat dengan Reino demi mendapatkan kunci mobil.
"Aku harus menyelesaikan semuanya secepatnya. Tunggu kau Robi!" desis Ruby sambil menyalakan mesin mobil lalu menginjak pedal gas dan meluncur dengan kecepatan sedang.
Sepanjang perjalanan ia menyusun rencana untuk menghancurkan Robi. Ia akan menolak keras keputusannya yang membatalkan perjanjian kerja sama secara sepihak. Tentu saja seharusnya bukan Ruby yang dirugikan dalam pembatalan itu, tapi Robi terlalu licik dan sulit untuk dikalahkan oleh Ruby.