Pagi hari, bel pintu rumah berbunyi. Setelah itu terdengar pintu rumah dibuka. Roselyn yang tidak mampu untuk bangun, hanya mendengar, namun tidak ada niatan untuk melihatnya.
"Mau itu maling, mau apapun, terserah saja! Masuk, ya masuk saja. Asal jangan menggangguku," ucapnya dengan malas.
Ia masih mengubur dirinya dengan selimut di dalam kamar. Tidak sanggup untuk bangun, walau itu hanya mengambil air di dapur.
Tiba-tiba pintu kamar dibuka, diiringi suara yang tidak asing di telinganya.
"Mengapa selama kau langsung menutup teleponku, dan menonaktifkan ponselmu?"
Ronan berjalan masuk ke dalam kamar.
'Oh, Ronan! Pantas saja dia bisa tahu sandi kunci rumah ini," gumam Roselyn, tidak perduli.
"Apa kau sengaja ingin menghindariku, hah?"
Ronan menyibakkan selimut Roselyn, terlihat dia meringkuk sambil memejamkan mata.
"Hey, kenapa kau menutup teleponku, semalam?" tanyanya lagi, tapi dengan nada yang pelan. Tidak lagi berteriak seperti tadi.
