Reino menunggu Ruby masuk ke dalam ruangannya dengan muka masam.
"Lama sekali kau!" ketus Reino.
"Oh ya? Aku rasa, aku tak selama itu," ujar Ruby sambil melipat kedua tangannya di depan dada.
Reino mendengkus kesal. Entah apa yang membuatnya kesal.
"Oke lupakan perdebatan kecil tadi. Ada yang harus kita bahas dengan serius. Kau tahu, apa yang akan aku bahas saat ini?" selidik Reino.
"Apa?" tanya Ruby polos.
"Damn it, Ruby!" Reino menepuk jidatnya.
"Otakmu terbuat dari apa, sampai kau melontarkan kata tanya itu?" sinis Reino.
Mulut Ruby langsung saja mengerucut, "astaga! Bisakah kita memulai obrolan seperti manusia normal lainnya? Apa kau tak pernah lelah mengucapkan kata umpatan padaku? Haish … " Ruby mengusap wajahnya lelah.
'Sampai kapan telingaku dipenuhi oleh umpatan Reino," rutuk Ruby dalam hati. Seperti makanan pokok saja.
"Oke forget it. Kita lanjutkan pokok pembiaraan kita," ucap Reino malas.