Reino tak bisa tidur. Pikirannya tertaut pada sosok Ruby. Tadi setelah mengatakan bahwa ia akan menghukum Ruby, kini ia malah bertambah bingung dengan keputusannya. Bagaimana tidak! Pasalnya jika ia memberikan hukuman fisik, tentu ia tak rela membiarkan tubuh atletisnya dijadikan sebagai pekerja kasar. Ia tak mau tubuh tegapnya kelelahan melakukan banyak tugas yang akhirnya merugikannya juga.
Jam di ruangannya menunjukkan pukul dua dini hari. Tubuh mereka sudah kembali ke asalnya.
"Hukuman apa yang cocok untuk Ruby? Aku bingung," gumam Reino.
Malam ini ia tak pulang ke rumah. Tadi tepat pukul dua belas malam, Ruby langsung pulang ke rumahnya, sedangkan Reino memutuskan untuk tidur diruangannya. Ia malas pulang, rasanya lelah sekali badan dan pikirannya. Hingga pukul dua dini hari ia belum juga memejamkan matanya, mengistirahatkan badannya.
"Haishh … bahkan untuk menghukummu saja aku jadi pusing. Damn it, Ruby! Wanita macam apa kau?" rutuk Reino.
