"Mana Ruby?! Mana dia?!"
Reino tak henti berteriak saat sudah sampai di cafenya. Ia tak peduli pada tatapan aneh dan terkejut dari mata pelanggan bahkan para karyawannya sendiri.
"Ssstt Ruby! Ruby!" Juan memanggil Ruby yang masih kalap. Matanya masih menyorotkan amarah yang menggebu-gebu.
Reino langsung saja menoleh, "mana Ruby? mana?" tanyanya. Ia mendengar orang memanggil nama Ruby langsung saja ia menoleh.
"Rubyy … kau ini kenapa?" tanya Juan sambil menarik tangan Reino dan menggiringnya masuk ke dalam dapur.
Alis Reino langsung saja tertarik ke atas, bingung.
"Kau ini kenapa teriak-teriak dari mulai depan café. Apa kau tak takut bos Reino marah?" tanya Juan.
'Astaga! Karena emosi, aku sampai lupa kalau aku adalah Ruby,' rutuk Reino dalam hati.
"Kau kenapa, Ruby? Sikapmu benar-benar membuatku khawatir. Apa kau sedang mengalami stres berat? Apa masalahmu?" cecar Juan.
"Reino mana?" tanya Reino langsung ke inti dari tujuannya ke café ini.
