Di siang hari, Ronan sudah berpakaian rapi dengan wangi yang sangat menyengat khas seorang pria. Rambut hitamnya di sisir ke samping untuk menyempurnakan wajah tampannya. Namun, wajah tampan itu terlihat kurang bersemangat, karena sebuah ponsel yang terus ia pegang.
"Aish, sial!" makinya untuk kesekian kali. Pasalnya, Ronan sudah beberapa kali menghubungi Roselyn melalui sambungan telepon, tapi, wanita itu tidak sekali pun mengangkatnya.
Ronan segera memasukkan ponselnya ke dalam saku celana. Ia mengambil jaket kulit hitam dan sebuah kunci mobil di atas nakas samping tempat tidurnya.
'Tidak bisa ditelepon, aku harus menjemputnya langsung ke rumahnya,' gumam Ronan seraya pergi meninggalkan apartemennya.
Ia segera pergi mengendarai mobilnya menuju kediaman Roselyn.
