Hampir satu jam Reino menemani Ruby menangis dalam mobilnya. Ia tak berani mengucapkan apapun selain kata maaf. Sedangkan Ruby belum mengucapkan sepata katapun.
"Ini minum." Reino menyodorkan satu botol air mineral pada Ruby setelah tangisnya mereda. Ruby menerima dengan ragu.
Ruby menenggak air minum itu hingga hampir setenga botol.
Reino seketika terkekeh. Sontak Ruby menoleh ke samping. Mulutnya langsung saja mengerucut cemberut.
"Kenapa kau tertawa?" ketus Ruby.
"Aku hanya heran sekaligus bingung. Kau bisa meminum air mineral itu hingga hampir habis. Apakah kau kehausan setelah mengeluarkan banyak air dari mata dan hidungmu?" ujar Reino sambil terkekeh lagi.
"Itu tidak lucu!" Ruby merengut.
"Baiklah … maafka aku," Reino mengatupkan mulutnya meski bibirnya ingin menyunggingkan senyum geli karena wajah Ruby sangat menggemaskan saat ini.
Tiba-tiba saja, suara perut Ruby memecah keheningan antara Ruby dan Reino sedetik yang lalu.
Tawa Reino langsung pecah.