Chereads / SEANDAINYA / Chapter 2 - Ch. 1 Hari Pertama Masuk Sekolah

Chapter 2 - Ch. 1 Hari Pertama Masuk Sekolah

Jam menunjukkan pukul 6 pagi, ia bergegas menyiapkan dirinya untuk menjalani hari pertama di sekolah barunya. Ia bersiap-siap secepat mungkin sambil membayangkan betapa menyenangkannya hari pertama disekolah barunya itu.

Ia pun mengenakan kacamata kesayangannya dan segera berangkat menggunakan transportasi umum. Selama perjalanan, tak henti-henti pikirannya terus berimajinasi tentang sekolah itu, bahkan merencanakan apa saja yang harus dilakukan ketika berada di sana.

Sesampainya ditujuan, dia terkejut sekaligus kagum dengan apa yang dilihatnya. Gedung bertingkat dengan area depan yang begitu luas.

Ia heran, takjub, sekaligus gembira ketika pertama kali menginjakkan kakinya disekolah itu. Seakan-akan ini hanyalah imajinasinya saja. Dia pun melangkahkan kakinya meskipun sedikit terganjal dengan rasa malunya.

Ketika baru saja melewati gerbang sekolah, pundaknya ditepuk oleh seorang gadis.

"Kamu anak baru itu ya?" tanya nya kepada Ririn.

"Eh, i-iya kak, aku anak baru disekolah ini," jawab Ririn dengan perasaan terkejut.

"Kenalin," sambil mengulurkan tangannya.

"Aku Sukma, anak kelas 11 MIPA 5. Namamu siapa?" kembali bertanya dengan senyum tipis dibibirnya.

"Namaku Ririn Jayawardhani, panggil aja Ririn kak, " dengan sedikit rasa malu.

"Eh gausah panggil kak, panggil aja Sukma, aku juga baru kelas 11 kok."

"Hehe iya lupa, maaf maaf."

" Yaudah, yuk kita masuk, aku anterin kamu ke ruang guru dulu, soalnya udah ada yang nungguin kamu disana."

"Oh oke. Makasi ya udah anterin aku."

"Iya gapapa, santai aja."

Ternyata, Sukma sudah dipesan oleh seorang guru untuk mengajaknya bertemu dan memperkenalkan kelas barunya disekolah itu.

Tok Tok Tok

"Masuk!" sahut seseorang dari dalam ruang guru.

"Permisi bu," Sukma membalas dengan nada pelan.

"Ohh Sukma, ada apa?" tanya nya pada Sukma.

"Ini bu, anak baru yang bu guru bilang beberapa hari yang lalu," jawabnya.

"Ahh… akhirnya datang juga. Ayo duduk dulu, ibu mau ambil buku dulu sebentar ya."

"Iya bu."

Ririn tak henti-hentinya menatap guru itu. Lemah lembut dan kecantikannya seakan-akan siapapun yang melihatnya akan tersihir. Dia pun bertanya kepada Sukma tentang guru itu sambil tersipu malu.

"Ibu itu cantik sekali."

"Ohh iya, Bu Riska memang terkenal disekolah ini."

"Namanya Bu Riska?" tanya Ririn.

"Iya Bu Riska."

"Aku harap dia bisa menjadi wali kelas ku," dengan nada bercanda.

"Dia wali kelas ku sekarang. Dari dulu juga aku berharap dia wali kelas ku."

"Oh iya? Aku juga berharap bisa satu kelas denganmu."

"Karena kamu baru kenal aku aja kan?" dengan sedikit menyindir.

"Eh ga gitu kok," dengan wajah malu-malu.

Tak lama, Bu Riska pun datang dan mengajak mereka ke kelas baru Ririn.

"Ayo anak-anak, kita ke kelas, sebentar lagi bel masuk berbunyi," ajak Bu Riska.

"Baik bu," sahut mereka berdua.

Ketika menuju ke kelas barunya, Sukma terus memperkenalkan kepada Ririn setiap ruangan yang mereka lewati. Tak terasa mereka pun sampai di kelas baru Ririn.

Dan ternyata…

Kelas yang mereka tuju adalah kelas 11 MIPA 5. Ririn pun terkejut dan bingung, karena ini adalah kelas Sukma. Ia pun tak sempat bertanya kepada Sukma, karena Bu Riska menyuruhnya untuk segera masuk. Sukma pun segera duduk sambil tertawa kecil melihat Ririn dengan wajah kebingungannya. Bel masuk pun berbunyi.

Triiiiiiiinnnnnggggggggg!!!

Ketua kelas pun segera memberi salam kepada Bu Riska.

"Siap beri saalaammm ..."

"Selamat pagi bu guruuuuu …" ucap seisi kelas.

"Selamat pagi anak-anak," jawab Bu Riska.

"Oke, pagi ini kalian semua kedatangan murid baru. Ibu harap kalian semua bisa menerimanya dengan baik. Silahkan, Ibu minta perkenalkan dirimu dulu di depan," pinta Bu Riska kepada Ririn.

"Pa-pagi semua. Perkenalkan nama saya Ririn Jayawardhani, bisa dipanggil Ririn, saya pindahan dari SMA 54 Tunas Jaya, salam kenal."

"Oke Ririn, kamu bisa duduk di sebelah sana ya," tunjuk Bu Riska di depan bangku Sukma.

"Iya bu, terima kasih," jawab Ririn.

"Oke kalau begitu ibu tinggal ya. Ingat! Jangan ribut dan tunggu guru kalian datang, jangan ada yang keluar kelas juga. Kalau ada sampai laporan kelas ini ribut, bu guru akan hokum kalian satu kelas," ancamnya dengan nada tegas.

"Baik bu."

Bu Riska pun meninggalkan kelasnya. Ririn pun menoleh ke arah Sukma dengan wajah cemberut.

"Surprise!!!" jawab Sukma sambil berbisik dengan wajah cengengesannya.

Lagi-lagi, Ririn tak sempat bertanya kepada Sukma karena tiba-tiba ketua kelas memberi hormat lagi kepada seseorang

"Siap beri salam!"

"Selamat pagi pak guru," sahut seisi kelas.

"Selamat pagi. Maaf pak guru sedikit telat," jawabnya dengan senyum kecil.

"Oke teman-teman, ini hari pertama kita mulai kegiatan belajar mengajar di semester baru ini dan kita juga ketemu lagi nih di kelas 11 ini, ga nyangka ketemu kalian lagi bro, sis," ucapnya dengan nada gaul.

Ketika sedang bercanda…

Guru itu melihat ke arah Ririn.

"Itu? Yang duduk di depan Sukma, anak baru ya?" tanya pak guru itu.

"Iya pak, baru aja tadi masuk," jawab Sukma.

"Udah perkenalan dek?" tanya nya kepada Ririn.

"Sudah pak, barusan," jawab Ririn dengan nada malu.

"Waduh, saya telat nih dibagian perkenalannya. Namanya siapa dek?"

"Hayolo pak, jangan di deketin, inget yang disana," jawab salah satu siswa di pojokan dengan nada bercanda.

"Sorry yah saya tidak seperti anda anda para hidung belang, ada yang kinclong dikit langsung di templok, kaya magnet. Saya tu masih setia yah sama dia," jawabnya.

"Meskipun dia tuh agak posesif ehe…" sambungnya dengan nada cengengesan.

Sontak seisi kelas tertawa mendengar guyonan dari guru gaul nya itu.

"Udah udah, kalian ini, jadi lupa saya mau nanya apa tadi," dengan wajah memerah.

"Nama pak," jawab Ririn dengan tawa kecil di bibirnya.

"Oh iya betul."

"Nama saya Ririn, salam kenal pak."

"Oh Ririn, iyaya salam kenal ya. Saya Pak Dedi, guru Sejarah disini."

"Iya pak, salam kenal juga."

Ketika akan memulai pelajaran, Pak Dedi menjelaskan sesuatu.

"Oh iya hampir lupa. Pagi ini saya tidak akan sendirian dalam mengajar kalian di kelas ini. Kalian tau kan, program sekolah kita, yang itu, setiap guru yang mengajar di kelas 2 akan ditemani salah satu murid dari kelas 3 yang tergabung dengan Kelas Prima Mandiri. Tujuannya sebagai nilai tambahan untuk nilai ujian praktik mereka besok," jelasnya.

"Jadi mulai sekarang pak kita dapet programnya?" tanya ketua kelas.

"Iya mulai sekarang. Tapi mana ini ya anaknya kok belum datang," jawab Pak Dedi dengan wajah kebingungan.

Dalam hatinya Ririn bingung, ternyata ada program seperti itu di sekolah ini.

Saat Pak Dedi mulai membuka buku, tiba-tiba…

~~ Bersambung ~~