"Halo kaula muda bertemu lagi dengan Bee disini, diprogram yang tentu kalian tunggu di setiap hari rabu jam 9 malam dengan acara berbagi, Terserah deh mau berbagi apa, cerita boleh, berbagi uang juga boleh yang penting jangan berbagi pacar, dikira pacarnya kue kali dibagi-bagi, namun sebelum aku angkat telepon dari kalian terimalah sebuah lagi Candy by Byun Baekhyun EXO, buat yang bukan kpoper gak usah tutup kuping ya lagunya enak kok," lalu Bee memutar lagu sambil mencari-cari lagu yang akan dibutar berikutnya. hingga waktu menunjukan waktu jam 11 Bee menyudahi program acara yang dia bawakan.
"Gue balik Mas," Bee pamitan Pada Adrian yang membatunya menjadi operator.
"Okey Bee, hati-hati." Dia mengacungkan jempol, studio sudah sepi karena pegawai administrasi biasa sudah pulang jam segini.
"Brak." pintu ruangan samping ruang siaran tiba-tiba tertutup kencang Bee sangat kaget, ada perasaan takut namun ketakutannya segera hilang ketika pak Dudi keluar dari ruangan itu.
"Aduh pa bikin jantung saya mau copot aja," Bee mengelus elus dadanya karena terkejut.
"Maaf neng tadi ganjelan pintunya kelepas, jadi pintunya nutup kenceng deh." Pak Dudi rupanya sedang memindahkan barang-barang keruang depan karena rencananya ruang sebelah akan dijadikan studio lainnya.
"Ya sudah saya pulang ya Pak," Bee melangkahkan kakinya menuju parkiran mobil, kali ini dia menurut pesan neneknya, walaupun dia harus berangkat lebih awal menuju kampusnya tadi pagi.
Bee menyalakan tape dimobilnya untuk menghilangkan sepi dan membuka bungkus permen agar dia tidak mengantuk, sambil bernyanyi-nyanyi Bee mengendari mobilnya, suara speaker tapenya berhenti ketika dering telepon masuk karena dia sudah menyetel bluetood pada ponselnya ketape mobilnya, agar jika berkendaran dia bisa menjawab panggilan telepon dan melihat siapa yang menelepon. Bee melirik pada layar tapenya siapa yang menghubunginya, "Yuan, ngapain nih orang?" Pikir Bee dalam hati.
"Lagi dimana Bee?" tanpa salam dia langsung bertanya pada Bee.
"Waalaikum salam," Bee menyindir Yuan yang tidak memberikan salam.
"Eh sori, Assalamualaikum," Bee hanya tertawa mendengarnya Yuan meralat salamnya.
"Waalaikum salam, ada yang bisa saya banting," pandangan Bee masih melihat kejalanan.
"Emang kamu kuat banting aku?" Bee hanya tersenyum sendiri yang pasti tidak terlihat oleh Yuan.
"Kamu dimana Bee?" tanya Yuan mengulangi pertanyaannya tadi yang belum dijawab oleh Bee.
"Dijalan mo pulang," jawabnya. pandangan Bee masih focus kejalanan.
"Memangnya dari mana?" Yuan sepertinya tidak tau kalau Bee yang di radio kaula muda adalah Bee yang sama dengan Bee yang sedang dia telepon, Bee memang tidak pernah memberitahu siapapun kalau dia seorang penyiar.
"Dari situ mau kesini," Bee lalu tertawa.
"Ditanya serius juga," Yuan seperti tidak sedang mood diajak bercanda.
"Dari rumah saudara?" Bee meralat menjawabnya karena mendengar sepertinya suasana hati Yuan yang sedang tidak ingin bercanda.
"Malem banget pulangnya Bee, udah mau jam 12," Bee melirik jam ditangan ya.
"Iya, namanyanya juga ketemu saudara." Bee masih konsentrasi menyetir.
" Gue tutup dulu ya , mau ngebut nih, nanti Gue telepon kalau sudah sampa," Bee lalu mematikan sambungan teleponnya setelah Yuan mengiyakan.
***
"Sori ngantuk banget, Gue mau tidur dulu ya besok kalau mau ketemu aja dikampus gue kuliah jam.10 pagi," Bee mengirim pesan untuk Yuan lalu mensilentkan ponselnya agar dia bisa istirahat karena hari ini lumayan melelahkan.
***
"Pagi Nin," Bee menghampiri neneknya lalu mencium seperti bIasa.
"Sampai jam berapa kamu semalam" Desi bertanya pada Bee yang sedang duduk dikursi makan.
"Jam 12 kurang 10 menit," Bee membuka ponselnya dilihat ada beberapa pesan yang masuk, salah satu nya dari Yuan isinya balasan pesan semalam sisanya hanya wa grup yang terkadang dia skip karena sudah terlalu banyak dan isinya hanya candaan teman-teman digrup.
"Kalau naik mobil Nin gak terlalu waswas, kalau kamu pake motor nin suka sport jantung" Desi memberikan susu coklat hangat kesukaan Bee.
"Terima kasih Nin" Bee menyesap susu coklat panas yang diberikan Desi padanya.
"Kemarin saja ibu-ibu pulang dari saudaranya malam-malam, di begal?" Desi masih ketakutan dengan berita tentang begal, karena memang terkadang sangat menghawatirkan oleh karenanya tidak heran sekarang banyak polisi yang patroli jika sudah menjelang malam.
"Dimana nin kejadiannya?" Bee penasaran dengan apa yang diceritakan Desi padanya.
"Wonosoba, tadi Nin nonton di Televisi," dengan ekspresi serius Desi menceritakan.
"Ya sudah Nin aku mau siap-siap kuliah ya," Bee menaruh gelas dan piring bekas sarapannya diwastafel tempat cuci piring.
"Eh Bee kamu sabtu liburkan Ninin pengen ke supermarket mau beli makanan yang seperti di TV" Bee menghentikan langkahnya lalu Kembali mendekati Desi.
"Makanan apa Nin nanti aku mampir aja kalau Nin mau," Bee bukannya tidak mau menemani neneknya ke supermarket punya kebiasaan jika neneknya itu tadinya hanya membeli satu dua barang yang dituju, ujung-ujungnya akan membawa pulang, bisa sampai 5 kantong besar dan biasanya membeli sesuatu yang tidak dibutuhkan ujung-ujung akan dibagi-bagikan ketetangga, bagus sih jadi beramal tapi jika diakhir bulan uangnya habis neneknya kan cemberut dan uring-uring itu terkadang yang membuat Bee malas untuk mengantarnya.
"Tapi Nin pengen jalan-jalan juga bosen dirumah aja" Desi memasang muka kesal.
"Kalau mau jalan-jalan, kita ke Mall saja Nin sekalian, tapi ada syaratnya boleh membeli barang yang benar-benar Nin butuhkan selesai, dari sana kita beli es cream, disana ada kafe es cream aneka rasa," Bee merayu neneknya karena dia tau neneknya amat suka es cream terutama es cream coklat.
"Serius? okey kalau gitu," Desi menyetujui usul bee dengan semangat.
"Tapi janji ya, gak ada belanja yang gak perlu. Nin catat dulu yang mau Nin beli nanti Bee cek apakah barang yang nin beli itu benar-benar diperlukan atau tidak, gimana setuju gak?" Bee melihat wajah Desi yang sepertinya menimbang-nimbang apa yang dikatakan Bee .
"Aku tunggu keputusannya sampai nanti malam ya Nin." Bee lalu berjalan kekamarnya dia Harus bergegas kekampus karena sudah pukul 8.15 menit.
***
Bee memarkirkan motornya diparkiran motor lalu menaruh helm dan jaketnya didalam jok motornya.
"Kuliah jam berapa Bee?" Yuan sudah berdiri dibelakangku.
"Hai, aku kuliah jam 10." Bee mengambil kunci yang tergantung dimotorku.
"Makan siang sama-sama yu?" Yuan menyamai langkahnya dengan Bee.
"Tapi rencananya aku mau ke toko buku sepulang kuliah, ada buku yang harus aku beli," Bee menghentikan langkahnya karena sudah sampai didepan kelasnya.
"Kalau gitu kita makan siang bareng baru ketoko buku, sekalian aku butuh beli kertas kalkir," Yuan berdiri didepan Bee sambil menunggu jawaban Bee.
"Ya sudah kalau gitu selesai kuliah kabari aja ya," Yuan menganggukan kepalanya, sementara Bee masuk kedalam kelas.
" Aku dikantin dekat mesjid kamu dimana?" Yuan mengirim pesan singkat untuk Bee.
"Aku kesana sekarang? baru selesai perkuliahnya?" Bee membalas pesan dari Yuan.
"Ok, aku tunggu ya," Yuan membalas sambil tersenyum. tak lama Bee sudah didepannya dengan sepiring nasi, lauk dan sebotol air mineral dikedua tangan ya.
"Kamu sering makan disini?" Bee duduk didepan Yuan.
"Sering, disini lebih bervariasi," Yuan memberikan pendapatnya.
"Iya seh, aku baru makan disini, tadi juga aku lihat makanannya lebih bervariasi udah gitu jenisnya kaya makanan rumahan," Bee lalu menyuapkan nasi kedalam mulutnya.
"Dibandinglan kantin yang lain disini selain banyak, variasinya juga lebih bersih dan luas tempatnya," Yuan kembali menjelaskan.
"Emang kamu semester berapa sih kok paham bener tentang perkantinan kesannya kaya kuncen kampus?" Yuan tertawa mendengarkan ledekkan Bee pada dirinya.
"Aku masuk semester 5 sekarang." Yuan menyelesaikan makannya dengan menyuapkan sendok terakhir kedalam mulutnya.
"Sudah yu, takut kesorean aku juga janji mau kerumah temanku," Bee bergegas berdiri lalu mereka keluar kantin menuju parkiran untuk mengambil motor mereka masing-masing.