Bee membuka pagar rumah lalu ia memasukan motor kedalam dan lalu mengunci pintu pagar dan Rumahnya.
"Sudah pulang Bee?" Desi menyapanya ketika Bee melewati ruang TV untuk menuju kamarnya.
"Eh Nin, belum tidur Nin sudah jam 10 lebih," Bee menunjuk ke arah jam dinding di ruangan tersebut.
"Ini juga mau, tapi nunggu kamu pulang" Desi berdiri mendekati cucunya.
"Ini daftar belanjanan Nin besok" Desi menyerahkan secarik kertas kumayan panjang pada Bee.
"Ok, nanti aku cek dulu ya, apa aja yang masih ada dan tidak didapur, sekalian di cek ini apa saja yang emang benar-benar diperlukan atau tidak ya Nin" Bee bersiap menuju kamarnya.
"Tapi itu semua sudah Nin Pilah kok Bee" Desi merajuk pada cucunya.
"Nin yakin, awal bulan lemarin baru belanja semua keperluan harian loh, ini baru masuk minggu kedua," Bee memberikan alasan karena meilhat lumayan panjang daftar belanjaan neneknya. Desi terdiam
"Ya sudah" Dengan wajah sedikit cemberut Desi masuk kedalam kamarnya, Bee hanya tersenyum terkadang Neneknya memang suka bertingkah seperti anak kecil dan Bee memaklumi itu
***
"Pagi nin" Bee duduk di bangku meja makan dihadapnya sudah ada semangkuk bubur kacang hijau dan selembar roti tawar.
"Pagi Bee, eh Bee sudah belum di cek belanjaan Nin?" Desi antusias menanyakan nya.
"Belum Nin, habis sarapan aku cek ya" Bee menaruh Roti tawar kedalam mangkuk bubur kacang hijaunya.
"Ooooh, Bee tapi yang Lipstik jangan dicoret ya nin ingin punya lipstik yang warna Pink soalnya. Bee nyaris saja tersedak mendengar perkataan Neneknya, Ia tahu walaupun sudah berumur Neneknya masih menggunakan Lipstik untuk menghiasi Bibirnya, tapi warna pink apakah cocok untuk umur seusia Neneknya.
"Gini Deh nin, Lipstik oke boleh nin beli nanti soal warna dicocokan saja dengan wajah dan kulit Nin, karena warna Pink itu kan banyak ragamnya," Bee mencoba menberi pandangan pada sang Nenek yang penting Neneknya tidak akan Cemberut.
"Ok kalau gitu, eh Bee kita mau jalan jam berapa?" Desi menyuap bubur kacang hijau kemulutnya.
"Mall nya kan buka jam 10 nin jadi kita jalan jam setengah 10 deh, sekarang masih jam 7.30," Bee melihat kearah jam dinding diruangan makan.
"Ya sudah kalau gitu Nin mau menyiram dulu bunga di depan" Desi berdiri lalu berjalan kehalaman rumah setelah sebelumnya menaruh piring kotor di wastafel.
***
"Nin ini daftar belanjaan nya" Desi mengambil secarik kertas yang kemarin dia berikan dirinya pada Bee untuk diperiksa.
"Ya sudah. Nih," Desi memberikan secarik kertas itu kembali pada Bee tanpa banyak protes.
"Aku mandi dulu setelah itu kita langsung jalan, Nin siap-siap deh," Desi mengacungkan jempol mendengar perintah dari Bee.
***
Kita kesupermaket dulu ya Bee" Desi menarik lengan Bee ketika sampai didalam mall. Bee mengikuti langkah Neneknya. lalu mengambil keranjang Dorong.
setelah sekian lama berputar-putar dan mengambil beberapa keperluan yang ada didalam catatan Bee menghentikan langkahnya.
"Nin aku ketoilet dulu ya mules nih soalnya tadi gak sempet kebelakang," Bee menyerahkan keranjang dorongnya pada Desi.
"Nin muter-muter aja dulu tapi jangan keluar dari daftar belanja ya kalau keluar dari daftar belanja Nin yang bayar semua dikasir," Bee mengancam Neneknya.
"Iya Nin paham," Bee lalu berlari keluar supermarket.
lega rasanya kebiasaan dia jika pagi memang harus buang air besar maka akan seperti ini kalau tidak, mencari toilet untungnya diMall sebesar ini toiletnya bersih.
Bee kembali kedalam supermarket dia menelpon neneknya namun tidak di angkat, mungkin ponselnya ditaruh didalam tas dan nada dering pelan. kembali Bee mencari Neneknya, dilihatnya neneknya ada dikoridor cemilan kering yang memang dia inginkan Dengan seorang pria, Bee sempat menghentikan langkahnya orang tersebut mirip sekali dengan Yuan dan mengunakan hoody yang sama dengan yang kemarin dipakai oleh Yuan dikampus, namun dia menggunakan masker dan topi seolah-olah menutupi status ya.
"Nin?" Bee menghampiri neneknya dan melihat kearah pemuda yang sedang membantu neneknya mengambilkan beberapa makanan ringan yang posisi ya agak diatas rak.
"Bee sini, ini tadi Ninin dibantuin sama nak Yoelie ini," Bee menatap wajah pria yang berdiri di samping neneknya itu. Dia terkejut, ini kan Yoelie idolanya pikirnya dalam hati, penampakan kasarnya dia mirip dengan Yuan hanya saja alisnya lebih rapih dan tatapan matanya lebih tajam dari pada Yuan.
"Eh iya mas terima kasih sudah membantu nenekku," Bee mengambil keranjang dorong yang sudah terisi oleh belanjaan Neneknya.
"Kenalkan Bee ini namanya mas Yoelie tadi dia banyak membantu nin" Yoelie mengulurkan tangannya.
"Yoelie" dia mengulurkan tangannya ternyata tidak salah dugaannya vocalis the voice ini berdiri dihadapanya dan dan mengulurkan tangannya.
"kamu Yoelie Vocalis nya the voice kan?" Bee setengah berbisik khawatir orang-orang mendengar. Yoelie menganggukkan kepalanya dan menaruh jarinya di bibirnya.
Ternyata memang dia dengan Yuan seperti pinang dibelah dua sangat mirip, namun berbeda dimata saja
"Aku boleh minta tanda tanganmu," Bee memberanikan diri ,dia mencari pulpen di tasnya.
"Bagaimana kalau pake Ponsel aja" Yoelie memberikan saran. tanpa pikir panjang Bee mengeluarkan ponselnya.
"ini" Bee menyerahkan ponselnya.
Yoelie memfoto dirinya sendiri lalu memasukan nomer telponnya keponsel Bee, Yoelie kemudian melakukan panggilan keponselnya sendiri.
"ini" dia menyerahkan kembali ponsel bee, lalu mengeluarkan ponselnya dari dalam saku jaket hoodynya.
"Siapa namamu?" tanya Yoelie sambil menyimpan nomer telepon Bee.
"Beani tulis aja Be tapi orang-orang nulis e nya double," Bee menjelaskan namanya.
"Okey, kalau gitu saya pamit dulu ya" Yoelie kembali menyalami Desi dengan hormat.
"Sekali lagi terima kasih sudah membantu nenek saya." Bee berusaha tersenyum semanis mungkin pada idolanya.
"Kamu kenal dengan Yorlie, Bee?" Desi penasaran.
"Yoelie itu artis Nin, penyanyi," Bee menjelaskan.
"Ooh artis, tapi kok beda yah udah gitu ramah banget lagi." Desi masih terpana dengan apa yang jelaskan oleh Bee.
"Ayo Nin kita beli es cream , belanjanya sudahkan?" Desi menganggukan kepalanya lalu mengikuti Ber menuju kasir untuk membayar belanjaannya.
***
Bee memperhatikan foto Yoelie yang tadi diambil di supermarket Yoellie sendiri. Ketika difoto Yoelie membuka sebentar maskernya.
"Mirip banget sih kaya pinang dibelah dua" dia membandingkan Yoelie dengan foto Yuan yang ada di Dp Wa nya.
"Mana tadi pake jaket yang sama lagi dengan Yuan, Apa mereka kembar, tapi Yuan tidak pernah bercerita tentang dirinya kalau dia punya saudara laki-laki atau Kembaran," pikir Bee dalam hati.
Bee lalu membuka laman pencarian, ia mencari tahu tentang Yoelie lebih banyak namun disana juga kebanyakan hanya tentang grup band prestasi dirinya saja dicari tentang keluarga pun tidak ada yang ada foto dirinya dengan Mama dan Grup band nya saja.
"Ah sudah lah kepo bener sih gue, lagian
banyak kok didunia ini yang punya kemiripan tapi gak saudara," Bee menutup laptop nya lalu membaca novelnya yang belum habis dia baca.