Di ruang tamu, Ai Zhiyi duduk di samping Chu Baiyu. Saat ia menyentuh bahu Chu Baiyu, bocah itu tersentak kaget, menatap Ai Zhiyi dengan ketakutan. Ia khawatir jika ayahnya mengetahui bahwa ia baru saja melihat adegan yang tidak pantas, dan dia akan dimarahi karena itu.
Chu Baiyu merenung. Pengalamannya hari ini pasti akan mempermalukannya hingga ia dewasa suatu hari nanti. Menatap Ai Zhiyi tanpa berkedip, mata Chu Baiyu yang selalu cerah berubah mendung. Ia kemudian memeluk ayahnya sambil memvisualisasikan adegan ayahnya berciuman intens di kepalanya.
Ia tidak mengharapkan itu. Tapi apa yang baru saja dilihatnya benar-benar nyata.
Saat menatap wajah ayahnya, ia melihat sosok yang sabar, rendah hati, dan sopan—tidak ada sosok yang nakal, genit, jorok, dan murahan. Namun, saat adegan itu diputar ulang dalam ingatannya—bagaimana ayahnya dicium dengan penuh gairah—Chu Baiyu sepertinya melihat sosok ayah yang berbeda. Ia bertanya-tanya, apakah itu benar-benar ayahnya yang ia kenal?