"Iya, Bu. Terimakasih," jawab Arsyla. Namun, Iya tidak memberikan tanda-tanda bahwa akan setuju dan masuk ke dalam rumah.
"Ruroh, kamu ajak Arsyla istirahat, gih! Mumpung tamu tidak terlalu banyak, kamu temani dia, ya?" ujar ibu Ratih, pada Ruroh.
Dari pelaminan Nuraini memperhatikan arsila dan Ruroh yang telah masuk ke dalam rumah.
"Mas, mumpung sepi tamu istirahat dulu yuk! Aku lapar, Mas nggak lapar?" tanya wanita itu. Karena sebelumnya mereka sudah nikah siri dan sering menjalin komunikasi dan tidak jarang pula ketemuan jadi Nuraini sudah tidak canggung ketika berbicara dengan suaminya.
"Boleh," jawab pria itu.
Nizar mengulurkan tangannya, membantu istrinya berjalan perlahan. Karena, tahu Nuraini tidak terbiasa dengan sandal hak tinggi, gaun yang dikenakan juga cukup besar lebar dan pastinya berat. Jadi karena tidak ingin istrinya terjatuh, makan bisa berjalan sambil menggandeng tangannya.
"Hati-hati, tidak perlu buru-buru, Dek," ujar pria itu dengan lemah lembut.