"Oh, ya? Kamu ada lihat, om ya? Om gak lihat kamu," jawab pria itu.
"Iya, om. Sekilas saja kok. Kacamata di bersama Umi dan kelihatannya Umi juga buru-buru untuk segera menunaikan ibadah salat Maghrib Jadi ya nggak ngejar om."
"Tapi, yang namanya takdir tetap saja berjalan sebagaimana mestinya kita memang ditakdirkan bertemu di sini. Bukan di musholla tapi, di foodcourt."
"Coba saja tadi Lutfi mau patuh dan segera melaksanakan perintah umi untuk segera meninggalkan arena bermain dan sholat. Mungkin bisa jadi kita bertemu di sana dan melakukan sholat berjamaah bertiga, ya Om?" ujar bocah itu sambil tertawa.
Fatih hanya diam. Ia kehabisan kata-kata dan juga tidak tahu harus menjawab apa.
"Lutfi?" sapa Arsyla. Kemudian dia berdiri di sebelah pria yang ngobrol dengan putranya. Kemudian Arsyla menoleh ke belakang melihat wajah pria tersebut.
"Arsyla," sapa pria itu sambil tersenyum tipis. Seolah, itu menjadi gaya baru pria itu yang selalu terlihat urakan dan entahlah...