Selesai jamaah sholat Isya', Fatih masih duduk-duduk ngobrol bersama Umar, kebetulan juga ada Dion. Sebenarnya, pria itu sudaha ingin segera pulang saja. namun, karena sepertinya, Umar ada yang ingin dibicarakan dengannya, makai a pun menunda untuk pulang. Toh, besok ada acara juga agak siangan sekitar pukul sepuluh pagi. Jadi, tidur lagi selepas sholat subuh harusnya aman.
"Bang… buru-buru mau pulang apa tidak?" tanya remaja itu.
"Tidak juga. Kenapa, Umar? Apakah ada hal yang ingin kamu tanyakan?" tanya Fatih begitu terbuka.
"Iya, nih Bang. Ada PR tadi di sekolahan. Barangkali abang bisa," ujar Umar dengan ekpresi yang sedikit sungkan.
"PR apa memangnya Umar? Boleh abang lihat dulu? Barangkali bisa, nanti juga bakal abang bantu, kok!"
"Matematika, Bang. Tapi… " ucap remaja itu tidak melanjutkan kalimatnya.
"Tapi, apa Umar?"
